Arab Saudi
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
LONDON - Raksasa minyak asal Inggris menanggapi serius rencana Arab Saudi memangkas produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari. Shell berpendapat tindakan mengurangi pasokan energi adalah tindakan berbahaya yang dapat memicu krisis energi.
“Mengurangi produksi minyak dan gas dunia merupakan tindakan berbahaya dan tidak bertanggung jawab karena dunia masih sangat membutuhkan hidrokarbon tersebut” kata kepala eksekutif Shell Wael Sawan dikutip BBC Jumat, 7 Juli 2023.
Shell meluncurkan strategi barunya untuk terus berinvestasi dalam produksi minyak dan gas dan secara selektif. Diketahui Shell telah mengucurkan modal sebagai salah satu alternatif penggunaan energi terbarukan. Hal ini justru memicu kemarahan aktivis lingkungan karena kekhawatiran lebih lanjut dari investasi ini yang akan memicu pemanasan global lebih lanjut.
“Investasi berkelanjutan di sektor minyak dan gas akan diperlukan untuk memastikan bahwa transisi energi terjadi secara seimbang dengan pasokan energi yang aman, terjangkau dan mengurangi emisi gas karbon,” ujar Zoe Yujnovich, Director Integrated Gas and Upstream Shell.
"Yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab adalah memangkas produksi minyak dan gas sehingga biaya hidup, seperti yang kita lihat tahun lalu, mulai melonjak lagi,” tambah Sawan.
Sementara itu perusahaan minyak BP yang sama berbasis di Inggris memiliki pandangan yang sama dengan Shell. “Seperti yang ditunjukkan oleh peristiwa tahun lalu, hilangnya sebagian kecil minyak dan gas dunia secara tiba-tiba dapat menimbulkan kerugian ekonomi dan sosial yang parah,” ujar CEO BP, Bernard Looney.
Diketahui baru baru ini Shell dan BP berusaha menggenjot produksi minyak mereka untuk memastikan pasokan energi yang aman guna menghindari krisis energi. Looney menambahkan perlunya investasi.(*)