Penulis:Eva Pardiana
TULUNG BUYUT – Sebanyak 100 anak yatim dari beberapa desa sekitar PTPN I Regional 7 Kebun Tulung Buyut, Way Kanan ikut memeriahkan Safari Ramadan 1446 H di Komplek Kantor Sentral, Kamis (6/3/2025). Selain mendengarkan tausiah, makan bersama berbuka puasa, mereka juga diberi tali asih berupa uang oleh perusahaan. Selain itu, sejumlah tokoh masyarakat setempat juga hadir pada acara yang dihadiri Board of Regional Management (BRM) PTPN I Regional 7 dari Bandar Lampung itu.
"Kami mengamalkan hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa 'belum sempurna suatu perhelatan jika belum bersama dan memuliakan anak yatim'. Alhamdulillah hari ini kami adakan acara bersama anak-anak yatim. Terima kasih anak-anakku, kalian sudah menyempurnakan acara ini," kata Tuhu Bangun, Region Head PTPN I Regional 7 saat membuka sambutannya.
Safari Ramadan di Kebun Tulung Buyut menjadi agenda kedua setelah sebelumnya diadakan di Kebun Kedaton. Selain Region Head Tuhu Bangun yang hadir bersama Ketua IKBI Nana Tuhu Bangun, SEVP Operation Wiyoso dan SEVP Business Support Bambang Agustian juga hadir didampingi sang istri. Demikian pula Kabag. Sekretariat dan Hukum Agus Faroni, Kabag. Tanaman Yulianto, Kabag. SDM Ronal Sudrajat, dan Pengawas Wilayah Ary Askari juga hadir bersama istrinya.
Dari stakeholder, hadir Kepala Kampung (Kakam) Tulung Buyut, Kakam Kalipapan, Kakam Sumber Rejeki, Kakam Pulau Batu, Kakam Negeri Agung, Kakam Bandar Kasih, Kakam Bandar Dalam, dan Kakam Gedung Negara. Sedangkan sebagai penceramah, KH. Imam Makruf Haedar, pengasuh Pondok Pesantren Almubarok, Sungkai Utara menyampaikan tausiah tentang kemuliaan anak yatim dan fadhilah puasa di Bulan Ramadan. Ratusan karyawan dan masyarakat berbaur pada acara yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini.
Mengutip tema yang digunakan pada acara ini, Tuhu Bangun mengajak setiap karyawan PTPN I Regional 7, terkhusus di Kebun Tulung Buyut untuk terus meningkatkan kualitas diri, profesionalitas, dan produktivitas. Kualitas diri, kata dia, terdiri dari ketaatan seseorang dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa, kemampuan pikiran dan hati mengelola ilmu pengetahuan, dan kompetensi fisik dalam menjalankan tugas-tugas dalam kehidupan. Oleh karena itu, melalui Safari Ramadan, ia terus berupaya maksimal menyempurnakan kemanfaatan diri untuk kemaslahatan umat.
Dalam konteks kinerja, Tuhu Bangun mengingatkan seluruh pekerja untuk memulai aktivitas dengan berdoa. Dia menyebut, usaha agro sangat dominan dengan dengan faktor yang domain putusannya berada di tangan Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa.
"Bisnis kita ini sangat tergantung kepada kebaikan Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa seperti cuaca, pertumbuhan tanaman, curah hujan dan sebagainya. Kita jangan menolak hujan, tetapi silakan berdoa agar hujan yang turun pada saat yang tepat sesuai kebutuhan kita. Itulah mengapa kita harus terus melibatkan Allah dalam setiap keputusan," tambah dia.
Sementara itu, dalam sambutan pembukanya, Manajer Kebun Tulung Buyut Endi Setiawan melaporkan beberapa hal terkait kondisi operasional perusahaan. Ia mengatakan secara umum berjalan lancar dan tidak ada kendala berarti. Dia juga mengakui Manajemen Regional telah mendukung setiap rencana kegiatan dengan mengabulkan hampir setiap usulan dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas.
"Terima kasih kepada BRM dan manajemen, terutama Pak RH (regional head), Pak SEVP Ops, dan Pak SEVP BS (Business Support) yang telah mengakomodasi usulan kami. Tadi kami sempat diajak Pak SEVP Ops. Pak Wiyoso ke kebun dan memberi arahan, terutama soal kecukupan tenaga penderes. Insyaallah setelah Lebaran semua hancak tercover oleh tenaga kerja yang kami datangkan dan sudah disetujui Pak SEVP Ops.," kata dia.
Di tengah sambutannya, Manajer yang baru sebulan menjabat itu meminta doa karena salah satu staf di Kebun Tukung Buyut, yakni Christian meninggal dunia dalam tugas.
Sementara itu, pada ceramahnya, KH. Imam Makruf juga mengapresiasi PTPN I Regional 7 yang mendatangkan dan memberi tali kasih kepada anak yatim. Menurut Kiyai ramah ini, tanda-tanda suatu urusan akan dimudahkan oleh Allah SWT., adalah mau membersamai dan memuliakan anak yatim.
"Saya ingin ralat sedikit dengan tema acara yang disebut dengan 'santunan' anak yatim. Peduli dan menolong anak yatim versi Allah SWT bukan menyantuni, tetapi memuliakan. Memuliakan bukan sekadar membantu secara fisik, tetap juga melengkapi dengan psikis, seperti kasih sayang dan menghormati mereka secara kemanusiaan," kata dia.
Tentang hakikat puasa, Imam Makruf menyebutkan ada dua kenikmatan tak terhingga dari Allah SWT yang diberikan kepada orang yang berpuasa. Pertama, kata dia, kenikmatan saat berbuka puasa. Selain kenikmatan fisik, berbuka puasa memiliki makna syukur yang amat dalam karena sesuatu yang sangat dibutuhkan raga terpenuhi.
"Rasa lega yang amat sangat ketika seteguk air melewati tenggorokan setelah seharian puasa. Ini mengingatkan kita tentang bagaimana rasanya saudara-saudara kita yang terpaksa puasa setiap hari karena memang tidak ada yang bisa dimakan untuk berbuka," kata dia.
Makna yang kedua, kenikmatan orang yang puasa adalah ketika sampai saatnya bertemu dengan Allah SWT. Pada saat itu, semua kehebatan manusia ketika hidup di dunia tidak ada artinya. Sementara, pahala puasa ketika hidup akan menjadi pembela dan pelindung manusia ketika di alam pembalasan.
"Seperti yang dikatakan Pak Dirut (Regiona Head) tadi, manusia hidup itu tidak ada titik tetapi koma. Kehidupan kita yang sesungguhnya adalah ketika kita sudah mati. Maka, berbuat baiklah semasa hidup karena keselamatan pada kehidupan akhirat dibangun dari perbuatan kita di dunia."
Acara Safari Ramadan di Kebun Tulung Buyut diakhiri dengan buka puasa bersama dan beramah tamah. (*)