BRI
Penulis:Eva Pardiana
Editor:Eva Pardiana
JAKARTA — Perusahaan modal ventura Cento Ventures mencatat terdapat lima perusahaan rintisan (startup) yang berpotensi menjadi unicorn.
Untuk diketahui, status unicorn diberikan kepada startup yang sukses mencatat valuasi melampaui US$1 miliar atau setara dengan Rp14,48 triliun dalam asumsi kurs Rp14.480 per dolar AS.
Laporan Cento Ventures berjudul SE Asia Tech Investment 2021 menyebutkan lima nama startup yang berpeluang menjadi unicorn saat ini dengan valuasi lebih dari US$500 juta (Rp7,24 triliun).
Kelima startup itu adalah sebagai berikut.
Perusahaan ini bergerak di bidang pendidikan nonformal dengan menghadirkan platform edukasi berbentuk video yang dapat diakses melalui ponsel dan PC.
Platform e-commerce ini menyediakan berbagai produk kecantikan seperti makeup, perawatan kulit, komestik, parfum, dsb.
Platform layanan penghubung bisnis ini menggunakan pendekatan direct-to-consumer (D2C) untuk membantu sebuah merek dalam menciptakan koneksi dengan pelanggannya.
Platform e-commerce grosir ini untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sekaligus memberikan bantuan terkait distribusi, inventaris, hingga modal kerja.
Platform e-commerce yang menawarkan jasa business-to-business (B2B) ini diproyeksikan untuk menghubungkan pedagang grosir dan eceran.
Untuk kategori perusahaan potensial dengan kisaran valuasi US$250 juta (Rp3,62 triliun)—US$500 juta (Rp7,24 triliun), tercatat nama PT Bumi Santosa Cemerlang (Pluang), PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit), PT Shipper Indonesia (Shipper), PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku), PT Pasarpolis Indonesia (Pasarpolis), dan PT Media Dokter Investama (Halodoc).
Laporan Cento Ventures juga mencntumkan perusahaan-perusahaan yang menyandang status sebagai unicorn baru asal Indonesia, yakni PT Ajaib Sekuritas (Ajaib), PT Akulaku Silvrr Indonesia (Akulaku), PT Coda Indonesia (Codapay), dan PT Sinar Digital Terdepan (Xendit).
Sebagai informasi, pada 2021 nilai investasi startup di Indonesia menghasilkan sekitar US$5,96 miliar (Rp86,3 triliun). Investasi yang paling menonjol datang dari sektor finansial yang menyumbangkan sekitar 70% dari investasi dengan pertumbuhan hingga 195% secara year-on-year (yoy).
Selain finansial, rekor investasi juga tercatat di sektor lain seperti logistik, bisnis otomatisasi, kesehatan, pendidikan, dan tenaga kerja dengan pertumbuhan hingga 200% yoy. (*)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 29 Apr 2022