Penulis:Eva Pardiana
BANDAR LAMPUNG – Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) akan diadakan di pelataran Pasar Kreatif Seni (PAKSI) PKOR Way Halim, Bandar Lampung, pada tanggal 13-14 Juli 2024.
Festival yang bertajuk "Recaka Musik Lampung," merupakan bagian dari program Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek RI.
Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, menuturkan bahwa Recaka Musik Lampung adalah festival untuk kembali menguatkan peran musik tradisi dalam masyarakat Lampung.
Lebih lanjut Mahendra menambahkan Kemendikbudristek akan secara konsisten mendukung berbagai kegiatan yang bertujuan melestarikan ekosistem musik tradisi.
“Festival ini adalah upaya Kemendikbudristek dalam melestarikan serta mengembangkan musik tradisi di Indonesia, salah satunya adalah Lampung. Tujuannya agar musik tradisi terus berkembang dengan beragam inovasi, namun tidak menghilangkan unsur dari tradisi, sehingga makin diminati oleh generasi muda,” ujar Mahendra, Kamis (27/6/2024).
Ketua pelaksana, Erizal Barnawi mengungkapkan bahwa kegiatan yang dipimpin oleh akan melibatkan berbagai komunitas grup musik tradisional dari seluruh wilayah Lampung.
"Ada 13 grup yang berasal dari Provinsi Lampung, satu grup dari Sumatera Selatan, serta bintang tamu," kata dia.
Lebih lanjut, Recaka musik Lampung merupakan upaya untuk mempertemukan pelaku seni musik di Provinsi Lampung, sebagai media komunikasi dan apresiasi para penggiat musik.
Kemudian, sebagai media edukasi dalam pembelajaran musik tradisional Lampung dengan menyediakan ruang dialog untuk meningkatkan hubungan silaturahmi sebagai upaya penunjang dalam usaha pelestarian budaya lampung.
"Tujuan utamanya adalah memperkuat ekosistem budaya dan melestarikan tradisi lokal, sehingga minat generasi muda Lampung terhadap budaya kita dapat meningkat," jelasnya.
Acara ini melibatkan beberapa komunitas dalam kepanitiaannya, antara lain Barnawi Ensemble dan Sako Serikat yang diwakili oleh Uda Hero Hernanda, yang juga menjadi salah satu kurator acara ini.
Dilanjutkan Erizal selain itu, ada komunitas Kutomaro yang dipimpin oleh Rudi Hermawan sebagai artistik, serta komunitas Kulit Tipis yang diwakili oleh Septian Dwi Putra dan Sanggar Gardancestory yang bergerak di bidang seni tari dan musik serta pelestarian budaya Lampung.
"Recaka Musik Lampung juga mengintimkan Pagelaran Musik Tradisional di Provinsi Lampung yang dikemas dalam penyajian alat-alat musik tradisional Lampung dengan suguhan aransement musik dan komposisi musik baru berlandaskan idiom budaya lampung tersaji garapan musik tradisi Lampung," paparnya.
Erizal berharap, Recaka Musik Lampung dapat terus diadakan secara konsisten.
"Ini bisa menjadi wadah bagi komposer-komposer muda yang kreatif dan inovatif di Provinsi Lampung," harapnya.
Selain pertunjukan musik tradisional dan tarian, acara ini juga akan menghadirkan pameran UMKM dan workshop alat musik yang akan berlangsung di PKOR Way Halim pada tanggal 13 dan 14 Juli 2024.
"Dengan adanya Recaka Musik Lampung, harapan besar kami untuk melestarikan dan mengembangkan musik tradisional Lampung semakin nyata, memastikan musik tradisional ini tetap hidup dan relevan di tengah kemajuan zaman," pungkasnya. (*)