PTBI 2023, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Mencapai 5,5 Persen di 2024

2023-11-30T14:15:52.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 dengan tema, “Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional” secara hybird pada Rabu, 29 November 2023. 

Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka penyampaian prospek perekonomian ke depan serta pemberian penghargaan kepada stakeholders strategis yang mendukung Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi di Indonesia dan kebangkitan nasional.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam sambutannya mengatakan, pertumbuhan ekonomi akan cukup tinggi mencapai 4,7% - 5,5% pada tahun 2024, dan 4,8% - 5,6% pada tahun 2025.

“Bank Indonesia mengoptimalkan inovasi bauran kebijakan dan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan serta memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional,” ujar Perry. 

“Suku bunga tinggi, terjadi pada negara berkembang seperti halnya di Amerika Serikat (USA). Sinergi dunia melambat, ketidakpastian tinggi didominasi pada Amerika Latin, Amerika Serikat, Eropa, dan Asia Tengah juga Asean,” tandasnya. 

Menurut Perry, sinergi kunci ketahanan dan kebijakan ekonomi nasional menghadapi gejolak global antara lain; sinergi dalam ilmu pengetahuan, sinergi dalam pengalaman, dan sinergi dalam doa dan keyakinan.

“Hal ini terjadi karena prospek ekonomi Indonesia antara lain; optimis dan waspada adanya ekonomi Indonesia tetap berdaya tahan dalam pertumbuhan ekonomi. Stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga. Stabilitas sistem keuangan terjaga,” tukasnya. 

Masih dengan Perry, transformasi sektor riil menuju kebangkitan ekonomi terdiri dari infrastruktur konektivitas fisik dan digital, hilirisasi minerba dan non minerba, pariwisata dan ekonomi kreatif, digitalisasi, perizinan ramah bisnis dan investasi.

“Transformasi sektor riil menuju kebangkitan ekonomi, sejumlah 5,1% - 5,9% di tahun 2026, sejumlah 5,3% - 6,1% di tahun 2027, dan sejumlah 5,3% - 6,1% di tahun 2028. Untuk inflasi 2,5% hingga lebih kurang 1%. Artinya, neraca pembayaran terjaga sehat,” ujarnya. 

Kebijakan moneter 2024 yakni, menjaga stabilitas, dimana 2023 pro stability dimana stabilisasi nilai tukar akibat ketidakpastian ekonomi global. Pengelolaan lalu lintas devisa meliputi alokasi aset sesuai dinamika pasar global, perluasan instrumen penempatan valas (DHE SDA).

“Instrumen penempatan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sebagaimana diamanatkan peraturan pemerintah 36/2023 akan diperluas,” sebut Perry. 

Untuk Kebijakan Makroprudensial 2024, semua instrumen tetap longgar. Namun, penurunan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM). Bank Indonesia akan memberikan fleksibilitas likuiditas perbankan sekitar Rp 81 triliun, untuk menjamin stabilitas kredit dan sistem keuangan.

Skala Regional Lampung

Foto: Humas KPw BI Lampung

Dalam skala regional, Bank Indonesia Perwakilan Lampung juga turut menyelenggarakan kegiatan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023. 

Kegiatan yang dilaksanakan di Kantor Perwakilan BI Lampung ini merupakan momen bagi BI Lampung untuk menyampaikan pemaparan perekonomian Provinsi Lampung selama tahun 2023 serta prospek perekonomian ke depan. 

Pada rangkaian kegiatan tersebut, BI Lampung memberikan penghargaan “Sakai Sambayan Bumi Lampung” kepada 12 (dua belas) stakeholders yang meliputi: Instansi, Perbankan, Perusahaan/ UMKM, Pondok Pesantren, dan Media (lampiran) sebagai apresiasi atas seluruh dukungan dalam mengendalikan inflasi, menjaga Stabilitas Sistem Keuangan, serta mendorong adopsi Sistem Pembayaran selama tahun 2023.

Penghargaan ini merefleksikan jalinan sinergi antara BI dan stakeholders di daerah dalam bergotong royong membangun Provinsi Lampung.

Sumber: KPw BI Lampung