Prospek Perekonomian Provinsi Lampung 2021-2022

2021-07-06T09:24:59.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Screenshot_2021-07-06-09-27-54-17.jpg
Kepala KPw BI Provinsi Lampung Budiharto Setyawan saat webinar Lampung Economic Update, Senin (6/7/2021).

Kabarsiger.com, BANDARLAMPUNG - Prospek perekonomian Provinsi Lampung tahun 2021 dan 2022 didorong dari sisi permintaan maupun lapangan usaha.

Hal ini dipaparkan dalam webinar Lampung Economic Update dalam rangka Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Lampung Mei 2021.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Budiharto Setyawan memaparkan, mulai dari sisi permintaan perbaikan konsumsi rumah tangga didorong pelaksanaan program vaksinasi yang akan meningkatkan keyakinan masyarakat ditengah perbaikan kondisi ekonomi.

"Disamping itu, peningkatan investasi dipicu pembangunan infrastruktur sekitar JTTS sebagai katalis pertumbuhan kawasan industri baru, serta masih berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional dan prafabrikasi konstruksi jalan dan kereta api,"paparnya, Senin (5/7/2021).

Selain itu, pemulihan ekonomi di Tiongkok dan USA berpotensi meningkatkan permintaan produk olahan komoditas ekspor terhadap kedua negara mitra dagang tersebut.

Adanya potensi kenaikan impor barang modal seiring percepatan pembangunan infrastruktur strategis dan pembangunan infrastruktur daerah mendorong peningkatan impor, disamping juga peningkatan impor barang konsumsi dan bahan baku penolong sejalan dengan perkiraan terus membaiknya domestic demand.

“Tekanan inflasi Lampung tahun 2021 dan 2022 diprakirakan mengalami kenaikan dibanding 2020 meski tetap terjaga dalam rentang 3±1%,” ujar Budiharto.

Inflasi volatile food tetap terjaga didorong oleh pengaturah pola pangan, rencana pelaksanaan KPSH (Ketersediaan Pasokan Stabilisasi Harga) oleh BULOG sepanjang tahun, Pasar Murah oleh TPID, larangan distribusi gabah ke luar Lampung (Perda Prov. Lampung No. 7 Tahun 2017), serta implementasi Kerjasama Antar Daerah (KAD).

Selain itu, satgas pangan juga meningkatkan koordinasi dan komunikasi untuk memastikan kelancaran distribusi bahan pokok di tengah pemberlakuan kebijakan PPKM Darurat.

Inflasi inti pada tahun 2021 diprakirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, didorong oleh optimisme masyarakat terhadap implementasi vaksinasi dan peningkatan mobilitas masyarakat mendekati masa sebelum COVID-19, meski berisiko terbatas ditengah kembali meningkatnya kasus COVID-19.

Inflasi administered prices diprakirakan meningkat pada tahun 2021 didorong oleh kenaikan tarif cukai rokok di awal tahun 2021, serta peningkatan tarif angkutan udara seiring meningkatnya permintaan.

Di tahun 2021, diperlukan komitmen bersama seluruh pihak untuk terus membangun optimisme pemulihan ekonomi Lampung. Hal tersebut dapat dilakukan antara lain melalui, sebagai kondisi prasyarat, sosialisasi dan edukasi terkait penerapan protokol COVID-19 kepada masyarakat secara konsisten perlu terus dilakukan, termasuk implementasi program vaksinasi, untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi.

Adapun respon kebijakan yang dilakukan antara lain: Pertama, secara bertahap membuka sektor-sektor produktif dengan memperhatikan keamanan dan protokol COVID-19. Kedua, Pemerintah Daerah memiliki peran kunci melalui akselerasi stimulus fiskal, khususnya untuk anggaran yang bersifat produktif. Ketiga, meningkatkan penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran. Keempat, melalui stimulus moneter yang akomodatif. Serta kelima, mendorong pemulihan UMKM melalui akselerasi pemanfaatan digitalisasi.(*)