Presiden Rilis Peraturan Pencantuman NIK dan NPWP dalam Pelayanan Publik

2021-09-30T09:28:30.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Yunike Purnama

Salah satu pertimbangan terbitnya beleid tersebut adalah untuk menerapkan kebijakan pencantuman nomor identitas yang terstandardisasi dan terintegrasi dalam pelayanan publik.
Salah satu pertimbangan terbitnya beleid tersebut adalah untuk menerapkan kebijakan pencantuman nomor identitas yang terstandardisasi dan terintegrasi dalam pelayanan publik.

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerbitkan peraturan baru mengenai pencantuman dan pemanfaatan NIK dan/atau NPWP dalam pelayanan publik.

Peraturan yang dimaksud adalah Peraturan Presiden (Perpres) No. 83/2021. Salah satu pertimbangan terbitnya beleid tersebut adalah untuk menerapkan kebijakan pencantuman nomor identitas yang terstandardisasi dan terintegrasi dalam pelayanan publik.

“Untuk mendukung pelaksanaan pelayanan publik guna melayani setiap warga negara dan penduduk dalam memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya,” demikian penggalan salah satu pertimbangan dalam perpres tersebut, dikutip pada Rabu (29/9/2021).

Salinan Peraturan Presiden (Perpres) No. 83/2021.

Penggunaan nomor identitas yang terstandardisasi dan terintegrasi, berupa Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan/atau Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), merupakan rujukan indentitas data yang bersifat unik sebagai salah satu kode referensi dalam pelayanan publik untuk mendukung kebijakan satu data Indonesia.

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan penyelenggara pelayanan publik.

Adapun penyelenggara pelayanan publik adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.

Pengaturan dalam perpres ini meliputi pertama, pensyaratan penambahan NIK dan/atau NPWP penerima layanan. Kedua, pencantuman NIK dan/atau NPWP penerima layanan. Ketiga, validasi atas pencantuman NIK dan/atau NPWP. Keempat, pemadanan dan pemutakhiran data kependudukan dan basis data perpajakan. Kelima, pengawasan.

“Peraturan presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan [9 September 2021],” bunyi penggalan Pasal 13 beleid tersebut. (*)

Tags:NIKNPWP