Digitalisasi
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mencatatkan penerimaan negara sebesar Rp307,2 triliun sepanjang 2022, atau mengalami peningkatan sebanyak 83% dari pada 2021 yang hanya sebesar Rp167,7 triliun.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan adapun penerimaan tersebut berasal dari pajak, dividen, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan signature bonus.
Sayangnya, pada tahun 2023 ini penerimaan negara dari perseroan dipatok turun lantaran prognosa pendapatanyang juga turun.
"Di 2022 kami bisa meningkatkan sampai 83% setoran ke negara baik dalam bentuk pajak, PNBP maupun dengan dividen dan signature bonus dengan total 2022 sebesar Rp 307 triliun ini dengan asumsi ICP US$ 97 per barel," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Selasa, 7 Februari 2023.
Lalu Nicke mengungkapkan pada 2023 Pertamina menargetkan kontribusi penerimaan negara mencapai Rp268,4 triliun, turun 13% dibandingkan capaian setoran ke negara pada 2022. Alasan penurunan tersebut disebabkan karena adanya penurunan pendapatan pada RKAP 2023.
Bos Pertamina tersebut mengungkapakn penurunan terjadi terutama dari sektor hulu migas dengan penurunan asumsi ICP sesuai APBN 2023. Lalu terkait produksi migas sepanjang 2022 telah mencapai 1,018 juta barel ekuivalen minyak per hari (mboepd).
Jika dirinci lebih lanjut, produksi minyak sebesar 566 ribu barel per hari dan gas 2.600 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Capaian tersebut diakui Nicke melampaui target RKAP 2022 sebesar 992 ribu barel setara minyak (mboepd).(*)