OJK Lampung
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
BANDARLAMPUNG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung mendata pertumbuhan piutang pembiayaan pada sektor Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan (PVML) masih berada di level lebih tinggi dari perbankan.
Deputi Direktur Pengawasan Industri Jasa Keuangan OJK Provinsi Lampung Aprianus John Risnad mengatakan, "Pada periode triwulan IV tahun 2024 kinerja pertumbuhan piutang PVML lebih tinggi dibanding perbankan,"papar John dalam Media Update Pemaparan Industri Jasa Keuangan di Provinsi Lampung Triwulan IV Tahun 2023 bertempat di Ballroom Golden Tulip Springhill pada Rabu, 28 Februari 2024.
Mulai dari pertumbuhan piutang pembiayaan Provinsi Lampung positif dengan nilai outstanding piutang pembiayaan di Lampung tumbuh 12,36% (yoy) pada Desember 2023 menjadi sebesar Rp9,83 Triliun, lebih tinggi dibanding kredit perbankan hanya tumbuh sebesar 1,39 persen.
Hal ini didukung pembiayaan Investasi Berdasarkan Prinsip Syariah dan Pembiayaan Jasa Berdasarkan Prinsip Syariah yang masing-masing tumbuh sebesar 389,38% dan 189,16% dengan penyaluran piutang pembiayaan terbesar pada sektor Pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin sebesar 74,06% serta sektor Pengadaan air, pengelolaan sampah dan daur ulang, pembuangan dan pembersihan limbah dan sampah sebesar 68,60%.
“Profil risiko Perusahaan Pembiayaan masih terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) tercatat membaik sebesar 2,33% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,45%,” papar John.
Selanjutnya pertumbuhan outstanding pembiayaan fintech peer to peer (P2P) lending Secara Nasional pada November 2023 tumbuh 18,06% yoy yaitu dari sebesar Rp50,29 trilun menjadi sebesar Rp59,38 triliun.
Adapun peningkatan Lender tercatat sebesar 18,12% yaitu dari 990.457 akun menjadi 1.169.926 akun dan peningkatan borrower tercatat sebesar 27,79% yoy yaitu dari 93.157.423 akun menjadi 119.047.013 akun. Sementara itu, tingkat risiko kredit secara agregat (TWP90) turun menjadi 2,81% (dari sebesar 2,83% pada November 22)
"Sejalan dengan pertumbuhan nasional, outstanding pembiayaan FinTech P2P Lending di Lampung pada November 2023 tumbuh sebesar 16,69% yoy yaitu dari sebesar Rp773,08 miliar menjadi sebesar Rp902,09 Miliar,"ujar John.
Adapun peningkatan Lender tercatat sebesar 51,38% yaitu dari 15.384 akun menjadi 23.288 akun dan peningkatan borrower tercatat sebesar 44,16% yoy yaitu dari 1.163.516 akun menjadi 1.677.300 akun.
Sementara itu, tingkat risiko kredit secara agregat (TWP90) meningkat menjadi 2,53% (dari sebesar 2,49% pada November 22).
Selanjutnya untuk Aset LKM di Lampung tumbuh 13,46% (yoy), meningkat sebesar Rp4,54 Miliar atau tercatat sebesar Rp38,22 Miliar pada Desember 2023.
Peningkatan aset LKM didorong oleh peningkatan penyaluran pembiayaan LKM yang tumbuh 16,62% (yoy), meningkat Rp3,80 Miliar atau tercatat sebesar Rp26,67 Miliar pada Desember 2023 dengan NPL yang menurun dari triwulan sebelumnya 13,6% menjadi 9,74% pada Desember 2023.
Jumlah penyaluran pinjaman oleh perusahaan pergadaian di Provinsi Lampung tumbuh 17,90% (yoy) atau sedikit di atas nasional (17,48%), meningkat Rp111 Miliar atau tercatat menjadi sebesar Rp728,97 Miliar pada September 2023 dengan jumlah nasabah yang juga terus tumbuh tercatat sebesar 12,18% (y0y) atau menjadi sebanyak 248.973 kontrak.
Pembiayaan atau penyertaan modal ventura di Lampung tumbuh sebesar 0,76% (yoy)iliar atau naik sebesar Rp2,51 Miliar menjadi sebesar Rp332,36 Miliar pada September 2023, dengan NPF yang tercatat meningkat menjadi 7,39% (pada Agustus 2023, rasio NPF tercatat sebesar 7,31%).(*)