Pekan Kedua, Film Avatar The Way of Water Raup Pendapatan Rp15,5 Triliun

2023-01-02T21:14:08.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Film Avatar: The Way of Water
Film Avatar: The Way of Water

JAKARTA - Film Avatar: The Way of Water dikabarkan menjadi sekuel film terlaris sepanjang masa dengan meraup pendapatan lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp15,5 triliun sejak rilis dua pekan lalu.

Angka ini berada pada separuh perjalanan untuk mencapai titik impas. Sebelumnya, sang sutradara, James Cameroon menyebut bahwa sekuel Avatar setidaknya harus meraup US$2 miliar atau kisaran Rp31 triliun. Artinya, Avatar harus menduduki posisi ke-4 sebagai film terpopuler sepanjang masa menggantikan Star Wars: The Force Awakens.

Memasuki pekan kedua, jumlah penonton Avatar: The Way of Water cenderung lebih stabil dibandingkan dengan film pertamanya pada 2009 lalu.

Kala itu, penayangan Avatar pertama dibuka dengan hanya meraup US$77 juta di AS dan mengalami penurunan kecil di Box Office selama pertunjukan teater selama berbulan-bulan.

Kala itu, jumlah, penurunan penonton berada pada angka 2% di akhir pekan dan 9,5% dari akhir pekan kedua. Alhasil pada pekan kedua, Avatar hanya berhasil meraup Itu akhirnya meraup US$ 785 juta di AS saja.

Namun penurunan kecil semacam itu saat ini tidak terjadi. Oleh sebab itu, Avatar: The Way of Water masih bertahan lebih baik di akhir pekan keduanya daripada film laris terbaru yang rata-rata turun hingga 52% pada pekan keduanya. Penayangan berulang disebut mampu membantu momentumnya di Box Office dalam beberapa minggu mendatang.

Ditentukan China

Salah satu pasar yang mungkin bisa membawa sekuel Avatar berada pada posisi ketiga sebagai film terlaris sepanjang masa adalah pasar film China. Seperti diketahui, Avatar pertama berhasil meraup US$262 juta di negara tersebut, termasuk di antaranya perilisan ulang pada tahun lalu.

Sayangnya, Avatar The Way of Water tampaknya memulai penghasilan dengan lambat di wilayah tersebut. Dalam dua pekan, penyangan di China hanya menghasilkan sekitar US$104 juta.

Mengutip Insider , Senin, 2 Januari 2022, angka tersebut mungkin akan merosot dalam beberapa minggu ke depan lantaran saat ini China tengah berurusan dengan meningkatnya kasus virus COVID-19. (*)