OJK Targetkan 58 Perusahaan IPO dan Dana Rp170 Triliun Dari Pasar Modal

2023-01-02T21:20:42.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Ilustrasi pergerakan IHSG
Ilustrasi pergerakan IHSG

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) targetkan penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp 170 triliun pada 2023.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, terdapat rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang akan dilakukan calon emiten baru sebanyak 58 perusahaan pada tahun ini.

"Di pipeline 84 rencana penawaran umum dengan emisi Rp 81,41 triliun yang diantaranya merupakan rencana IPO akan dilakukan emiten baru sebanyak 58 perusahaan," kata Inarno dalam RDK OJK secara virtual, Senin, 2 Januari 2023.

Untuk diketahui, tahun lalu penghimpunan dana mencapai Rp 260 triliun. Dengan demikian, penghimpunan dana pada tahun ini ditargetkan Rp 170 triliun.

"Target untuk 2023 Rp 170 triliun dan kalau dibandingkan 2022 memang extraordinary mencapai Rp 260 triliun. Apabila keluarkan out layer GOTO dkk, tetap ada growth positif, tapi kira-kita berimbang antara 2022 dan 2023," jelas Inarno.

Menurutnya, minat untuk penghimpunan dana di pasar modal hingga 30 Desember 2022 masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp 267,73 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 71 emiten yang merupakan rekor tertinggi jumlah emiten baru.

Untuk diketahui, pasar saham hingga 30 Desember 2022 melemah 3,26% mtd ke level 6.850,62 dengan non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp 20,91triliun mtd. Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 4,09% dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp 60,58 triliun.

Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 0,82% mtd dan 3,6% ytd ke level 344,78. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana masuk investor non-resident tercatat sebesar Rp 236,57 miliar (mtd) atau Rp 199,51 miliar (ytd).

Di pasar SBN, non-resident mencatatkan inflow Rp 25,43 triliun (mtd) sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 6,24 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, yield SBN telah meningkat rata-rata sebesar 51,30 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp 128,98 triliun.

Lebih lanjut, kinerja reksa dana mengalami penurunan tercermin dari penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar 1,47% (mtd) di Rp 504,62 triliun dan tercatat net redemption sebesar Rp 0,76 triliun (mtd). Secara ytd, NAB turun sebesar 12,76% dan masih tercatat net redemption sebesar Rp 79,11 triliun.(*)