Monev ILS Bandar Lampung Paparkan Kondisi Pasien TB RO Terkini

2024-07-02T19:04:35.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Monev ILS Bandar Lampung membahas perkembangan pasien TB RO.
Monev ILS Bandar Lampung membahas perkembangan pasien TB RO.

BANDARLAMPUNG - Inisiatif Lampung Sehat (ILS) Bandar Lampung menggelar Monitoring Evaluasi (Monev) perkembangan situasi pasien Tuberculosis Resisten Obat (TB RO) di Bandar Lampung.

Kegiatan berlangsung di kantor SSR Bandar Lampung bersama tim Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, perwakilan RSUD Abdul Moeloek, Puskesmas Kedaton, Manajer Kasus (MK) dan Pasien Supporter (PS) RSUD Abdul Moeloek dan RS A.Dadi Tjokrodipo dan perwakilan Organisasi Penyintas TB (OPT) Sobat Sehat pada Selasa, 2 Juli 2024.

Ketua ILS Bandar Lampung sekaligus Program Officer TB Pristi Wahyu Diawati mengatakan, "Dalam kegiatan rutin monev membahas pemaparan situasi terkini pasien TB RO di Bandar Lampung bersama semua pihak yang terlibat dalam program eliminasi TB, mulai dari Dinkes, Rumah Sakit, Puskesmas, tim MK dan PS hingga Organisasi Penyintas TB," papar Pristi.

Rangkaian kegiatan monev diisi dengan pemaparan update jumlah pasien TB RO di Bandar Lampung, paparan terkait perkembangan pasien dan catatan khusus jika ada pasien yang membutuhkan penanganan intensif, kemudian pemaparan pelaksanaan kolaborasi program Investigasi Kasus (IK) antara kader dan PS, evaluasi KIE ke pasien dan perkembangan kedepan penanganan TB RO di Fasilitas Kesehatan Puskesmas.

"Harapannya dengan digelarnya monev selain menjadi bahan evaluasi untuk tim, tetapi juga menghasilkan rencana kerja lebih baik untuk kinerja penanganan TB RO khususnya di Bandar Lampung,"harap Pristi.

Koordinator TB RO Lampung Ardiansyah mengatakan, "Saat ini jumlah pasien TB RO di Lampung ada 76 pasien yang terbagi di RSUD Abdul Moeloek dan RSUD A.Dadi Tjokrodipo yang dinaungi oleh 2 MK dan 10 PS dalam proses pendampingan pasien TB RO,"jelasnya.

Ardi melanjutkan, secara keseluruhan dalam proses pendampingan memang tidak semuanya berjalan lancar karena masing-masing pasien memiliki karakter yang berbeda dalam penanganan efek samping obat (ESO), ditambah pengobatan TB RO yang mayoritas masih jangka panjang, meskipun saat ini sudah ada BPALM metode pengobatan TB RO 6 bulan.

"Maka dengan agenda monev ini menjadi bahan evaluasi untuk MK dan PS dalam proses pendampingan pasien, misalkan ada keluhan atau hambatan selama pendampingan bisa dikomunikasikan agar mendapat solusinya bersama," papar Ardi.

Perwakilan Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Dian Lestari memaparkan, kedepan memang ada rencana pendampingan TB RO akan dilakukan di Puskesmas dan menjadikan RSUD A.Dadi Tjokrodipo menjadi rumah sakit rujukan pasien TB RO dan RSUD Abdul Moeloek akan menjadi RS Pengampu yang diperuntukan pasien dengan indikasi berat.

"Hal ini untuk antisipasi lonjakan kenaikan kasus TB RO khususnya di Bandar Lampung, maka diberikan kesempatan untuk Puskesmas juga mampu menangani pasien TB RO,"ujar Dian.

Karena semakin banyak fasilitas kesehatan yang mampu tangani pasien TB RO maka harapannya semakin dekat dengan realisasi eliminasi TB di tahun 2030. Kemudian Puskesmas yang rencana menjadi pilot project penanganan pasien TB RO yang sudah memiliki fasilitas rawat inap yakni Puskesmas Kedaton, Puskesmas Panjang, Puskesmas Sukabumi, Puskemas Way Halim, Puskeskas Kota Karang dan Puskesmas Way Halim. (*)