Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Minat tinggi dari perusahaan korporasi untuk meluncurkan penawaran umum perdana initial public offering (IPO) saham di Bursa Efek Indonesia memberikan peluang yang terbuka bagi entitas di sektor komunikasi. Fenomena tersebut menjadi motivasi utama di balik pendirian PT Menetas Indonesia Cemerlang.
Sudarsan Glory, pendiri PT Menetas Indonesia Cemerlang, menjelaskan bahwa perusahaan ini berdiri sebagai penyedia strategi komunikasi multichannel. Dengan cakupan yang luas, perusahaan memiliki kapasitas untuk meningkatkan visibilitas calon emiten di kalangan pemangku kepentingan pasar.
Selain itu, Menetas Indonesia Cemerlang mampu menjangkau sejumlah investor baru yang berminat untuk berpartisipasi dalam pasar perdana, memfasilitasi pengenalan lebih mendalam terhadap calon emiten.
“Menetas Indonesia Cemerlang merupakan perusahaan yang menghadirkan solusi komunikasi untuk korporasi dengan prospek usaha baik yang berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia,” kata Sudarsan dalam keterangannya, pada Jumat, 3 November 2023.
Sudarsan penuh optimisme terkait kemampuan para pendiri Menetas Indonesia yang memiliki keahlian mendalam di bidang pasar modal. Dia yakin bahwa Menetas Indonesia akan berhasil membimbing calon emiten untuk sukses masuk ke bursa.
Telah ketahui bersama, tahun ini mencatat catatan bersejarah bagi pasar modal Indonesia dengan jumlah emiten yang meluncurkan penawaran umum perdana atau IPO mencapai puncak tertinggi sepanjang sejarah.
Asal tahu saja, hingga 6 Oktober 2023, jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI mencapai 68. Jumlah tersebut mencatat rekor tertinggi dalam lebih dari tiga dasawarsa terakhir, yakni pada 1990 sebanyak 66 perusahaan berhasil terdaftar di bursa dalam waktu satu tahun.
Berdasarkan data BEI per 25 Oktober 2023, telah ada 73 perusahaan yang mencatatkan saham baru melalui Penawaran Umum Perdana (IPO), dengan total dana yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp53,1 triliun. Prestasi ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah IPO terbanyak di dunia ke-5 dan peringkat ketujuh dalam total nilai emisi hingga semester I/2023.
Dalam rencana ke depan BEI, masih terdapat 27 perusahaan yang sedang menunggu untuk mencatatkan saham baru di bursa. Dengan asumsi bahwa semua perusahaan dalam rencana tersebut tercatat pada sisa tahun 2023, maka total emiten baru hingga akhir Desember bisa mencapai angka 100 perusahaan.
Ernst & Young (EY), dalam laporan Global IPO Trends Q2 2023, menyoroti bahwa keberlanjutan pertumbuhan IPO di Indonesia dapat diatributkan pada beberapa faktor, termasuk pertumbuhan ekonomi yang kuat, jumlah penduduk yang besar, cadangan mineral yang melimpah sebagai bahan baku untuk kendaraan listrik, dan pelaksanaan rencana strategis privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menyikapi itu, Direktur PT Semesta Indovest Sekuritas Kerry Rusli mengatakan tren kenaikan suku bunga yang terjadi di sejumlah negara, termasuk Indonesia, sempat meredupkan sentimen positif terhadap pasar modal Indonesia. Namun, menurutnya, hal tersebut tidak akan meredam minat perusahaan untuk melakukan IPO.
"Karena perusahaan ingin mendapatkan pendanaan alternatif dan brand image, serta menerapkan good corporate governance atau tata kelola perusahaan yang baik melalui IPO," jelasnya.(*)