Penulis:Eva Pardiana
LAMPUNG SELATAN – Tim mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) yang mengikuti lomba Pekan Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) berhasil menciptakan alat terapi kognitif berbasis game Pump It-Up untuk meningkatkan intelektual siswa tunarungu. Uji coba alat tersebut dilaksanakan di SLBN PKK Provinsi Lampung, beberapa waktu lalu. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa SLB tunarungu untuk mengembangkan kemampuan dalam belajar berhitung dan membaca.
Tim PKM-PM Itera yang melaksanakan kegiatan tersebut berasal dari Program Studi Teknik Biomedis yang diketuai oleh Siti Khadijah Indra dengan anggota Aurelia Gratia Pakpahan, Putri Nabila Nauli Maharani, Soli Deo, dan Machzaul Harmansyah.
Ketua tim PKM-PM SWIPE-UP, Siti Khadijah Indra menyampaikan untuk meningkatkan semangat dan kualitas pendidikan yang inovatif, tim PKM-PM Itera menciptakan sebuah inovasi melalui karya SWIPE-UP (Study With Pump It-Up) sebagai terapi kognitif berbasis aplikasi untuk meningkatkan intelektual siswa tunarungu SLBN PKK Lampung. Alat terapi kognitif berbasis permainan Pump It-Up memiliki desain visualisasi yang menarik dan soal berhitung serta pengenalan alfabet yang menantang pada setiap level permainan dengan berbasis game. Hasil Evaluasi program tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan sebagai perkembangan kognitif pada anak disabilitas tunarungu.
“Alat terapi kognitif berbasis game Pump It-Up mampu meningkatkan dan memaksimalkan respon kognitif siswa, setelah berlatih dengan tingkatan level soal yang telah dirangkum oleh tim PKM-PM, sehingga mereka akan semakin semangat dalam proses pembelajaran di dalam kelas,” ujar Siti.
Lebih lanjut, Siti menyebut, timnya berhasil mengembangkan aplikasi dan alat terapi kognitif SWIPE-UP kurang lebih dalam kurun waktu 2,5 bulan. Selain itu, aplikasi cara penggunaan alat tersebut juga cukup mudah dioperasikan sehingga guru di SLBN PKK Provinsi Lampung dapat memberikan edukasi kembali kepada siswa untuk keberlangsungan dalam pembelajaran di kelas. Siti dan tim PKM-PM juga mengajak Masyarakat untuk mendukung adik-adik tunarungu dan guru di SLBN PKK Lampung untuk terus berkembang dengan berlatih dan berusaha dalam menjawab semua tingkatan level soal-soal yang ada di dalam aplikasi SWIPE-UP.
“Kami bangga melihat perubahan positif dengan mengembangkan program ini. Alat terapi kognitif berbasis Pump It Up memberikan peluang bagi siswa disabilitas tunarungu untuk belajar, dan menyiapkan masa depan mereka,” ujar Siti.
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh tim mahasiswa Itera yaitu konsisten dan memastikan berlanjutnya program, dan memperluas pengetahuan alat terapi kognitif tersebut untuk siswa disabilitas tunarungu lainnya. Sebagaimana komitmen tim PKM-PM Itera untuk selalu berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak mitra guna menciptakan Pendidikan yang berinovasi dan mendukung tujuan dari pembangunan berkelanjutan (SDGs). (*)