Lampung Prioritas Program Hilirisasi dan Investasi Besar Sektor Pangan

2025-09-19T09:47:02.000Z

Penulis:Eva Pardiana

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal bersama Dirjen Perkebunan Kementan RI, Abdul Roni Angkat
Pertemuan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal bersama Dirjen Perkebunan Kementan RI, Abdul Roni Angkat, jajaran terkait, serta sejumlah perwakilan perusahaan di ruang kerja Gubernur, Bandarlampung, Kamis (18/9/2025).

BANDARLAMPUNG – Provinsi Lampung ditetapkan sebagai salah satu daerah prioritas program hilirisasi dan investasi besar yang digulirkan Kementerian Pertanian. Pada Desember 2025, pemerintah akan mengalokasikan dana Rp180 miliar untuk peremajaan tanaman di sektor hulu, disusul pembangunan pabrik pengolahan di sektor hilir pada tahun berikutnya.

Rencana tersebut dibahas dalam pertemuan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal bersama Dirjen Perkebunan Kementan RI, Abdul Roni Angkat, jajaran terkait, serta sejumlah perwakilan perusahaan di ruang kerja Gubernur, Bandarlampung, Kamis (18/9/2025).

Abdul Roni menegaskan, Lampung masuk dalam target utama hilirisasi pangan.

“Sesuai arahan Menteri, kami akan menjalankan program hilirisasi dan investasi skala besar di Lampung. Tahap hulu berupa peremajaan akan mencakup penyediaan benih, jasa penanaman, hingga pengolahan lahan. Selanjutnya, bahan baku yang dihasilkan akan menjadi ekosistem untuk industri pengolahan seperti pabrik tapioka, kopi, cokelat, gula, dan lainnya,” jelasnya.

Ia menambahkan, tahap awal program akan langsung dimulai September ini dengan anggaran Rp180 miliar dan ditargetkan rampung pada Desember. “Sedangkan pembangunan pabrik pengolahan kemungkinan besar akan dimulai tahun depan,” lanjutnya.

Sementara itu, Gubernur Mirza menyoroti bahwa mayoritas hasil pertanian dan perkebunan Lampung selama ini masih diekspor dalam bentuk mentah. Kondisi tersebut menyebabkan keuntungan yang diperoleh petani sangat minim sehingga pertumbuhan ekonomi berjalan lambat.

“Sekitar 60 persen kopi ekspor Indonesia berasal dari Lampung, begitu pula cokelat. Berdasarkan analisis saya, hampir 70 persen uang justru keluar dari Lampung. Jika dana sebesar itu bisa dikelola dan berputar di daerah, pertumbuhan ekonomi pasti meningkat signifikan,” ungkapnya.

Gubernur juga optimistis Lampung akan menjadi pusat hilirisasi pangan, mengingat banyak perusahaan yang mulai melirik Lampung sebagai lokasi pembangunan pabrik.

“Hasil perkebunan kita melimpah, lahan luas, posisi geografis dekat dengan Jakarta. Itu semua membuat Lampung semakin menarik bagi investor,” pungkasnya. (*)