BEI
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
BANDARLAMPUNG - Jumlah investor pasar modal hingga 3 Desember 2021 mencapai 7,19 juta orang atau meningkat 85,31 persen dari akhir 2020 yang mencapai 3,88 juta orang. Investor reksadana berkontribusi paling banyak terhadap jumlah investor tersebut.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah Investor reksadana hingga 3 Desember 2021 mencapai 6,54 juta orang atau bertumbuh 106,03 persen dari akhir 2020 yang mencapai 3,17 juta orang.
Kemudian, investor saham mencapai 3,32 juta orang atau bertumbuh 96,37 persen dari akhir 2020 yang mencapai 1,69 juta orang. Terakhir, investor Surat Berharga Negara (SBN) mencapai 603,65 ribu orang atau bertumbuh 31,12 persen dari akhir 2020 yang mencapai 460,37 ribu orang.
"Dari total 7,19 juta orang tersebut, sekitar 73,04 persen atau 5,25 juta orang memiliki rekening di selling agent fintech," tulis KSEI.
Dilihat dari demografinya, investor laki-laki mendominasi jumlah investor pasar modal, yakni 62,45 persen. Sedangkan investor perempuan mencapai 37,55 persen.
Dari sisi usia, investor berusia 30 tahun ke bawah mendominasi jumlah investor pasar modal, yakni mencapai 59,81 persen. Namun dari sisi aset, investor berusia 60 tahun ke atas mendominasi aset pasar modal, yakni mencapai Rp400,31 triliun.
Lalu, dari sisi pekerjaan, pegawai negeri dan swasta mendominasi jumlah investor pasar modal, yakni sebesar 33,12 persen. Disusul kemudian pelajar sebanyak 27,59 persen dan pengusaha 14,47 persen.
Sedangkan dari sisi aset, investor yang berprofesi sebagai pengusaha menguasai aset pasar modal hingga Rp256,22 triliun.
Kemudian, investor yang berpendidikan SMA mendominasi jumlah investor pasar modal yakni 57,85 persen, disusul kemudian investor yang berpendidikan S1 sebanyak 31,7 persen. Sementara itu, investor yang berpenghasilan Rp10-100 juta mendominasi jumlah investor sebanyak 52,62 persen, namun aset terbanyak dipegang oleh investor dengan penghasilan di atas Rp1 miliar, yakni mencapai Rp145,74 triliun.
Dilihat dari sebaran wilayah, investor pasar modal masih terpusat di Pulau Jawa, yakni sebanyak 69,87 persen dengan nilai aset sebesar Rp3.030,04 triliun. Investor di wilayah Maluku dan Papua menjadi investor paling sedikit, yakni mencapai 0,95 persen dengan nilai aset Rp2,42 triliun.
Kepala PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Lampung Hendi Prayogi mengatakan, pertumbuhan investor Lampung hingga Agustus 2021 mengalami peningkatan hingga 100 persen.
Dari data yang dipaparkan total SID pada 2021 sudah mencapai 44.156 investor atau meningkat 21.730 investor dari target peningkatan 15.000 investor pada tahun 2021.
Kemudian data hingga Oktober 2021 total keseluruhan investor pasar modal (saham, reksadana dan obligasi) di Provinsi Lampung saat ini sudah mencapai 146.590 investor. (*)