hewan langka
Penulis:Eva Pardiana
Editor:Eva Pardiana
JENEWA – Komodo kini digolongkan sebagai hewan genting dalam daftar merah spesies hewan berisiko punah. Salah satu penyebabnya adalah naiknya permukaan air laut.
Uni Internasional Konservasi Alam (IUCN) yang menyusun daftar binatang yang terancam punah. Lembaga ini menyebut tengah meningkatkan pemantauan spesies laut seperti karang dan siput laut dalam untuk melihat bagaimana mereka terdampak perubahan iklim dan ancaman lain seperti penambangan di laut dalam.
IUCN menyebut Komodo kini pindah ke kategori genting. Kadal terbesar di dunia itu terlindungi dengan baik di Pulau Komodo, Indonesia, namun kenaikan muka air laut akibat pemanasan global diduga akan mengurangi habitatnya.
"Spesies laut cenderung ditelantarkan karena mereka berada di dalam air dan orang sungguh tak memperhatikan apa yang terjadi pada mereka," kata Craig Hilton-Taylor, kepala unit Daftar Merah IUCN.
Sedangkan populasi empat spesies tuna yang paling banyak ditangkap secara komersial menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Namun ketika kuota tangkapan dan upaya membidik penangkapan ikan ilegal menunjukkan tanda-tanda keberhasilan, prospek bagi tuna tampaknya meningkat.
Tuna sirip biru Atlantik, predator besar berdarah panas yang suka berpindah-pindah dan harganya mencapai ribuan dolar, melompat tiga kategori dari "genting" (endangered) menjadi "risiko rendah" (least concern) dalam daftar tersebut, meskipun populasinya di sejumlah wilayah masih sangat sedikit.
Tuna sirip biru selatan juga membaik dari "kritis" (critically endangered) menjadi "genting", sementara tuna albakora dan tuna sirip kuning diklasifikasikan sebagai "risiko rendah". "Tuna adalah sebuah kabar baik - mereka menunjukkan apa yang bisa dilakukan," kata Hilton-Taylor.
IUCN pada Sabtu merilis laporan tentang 138.374 spesies tanaman, hewan dan jamur, yang lebih dari seperempatnya kini terancam punah. (TA)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 05 Sep 2021