Komitmen ESG, Pertamina Sudah Turunkan 7,9 Juta Emisi Karbon hingga 2022

2023-06-10T09:59:27.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

PT Pertamina (Persero) telah berhasil menurunkan emisi hingga 7,9 juta ton CO2e atau setara 31,06% dibandingkan dengan baseline emisi tahun 2010.
PT Pertamina (Persero) telah berhasil menurunkan emisi hingga 7,9 juta ton CO2e atau setara 31,06% dibandingkan dengan baseline emisi tahun 2010.

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) telah berhasil menurunkan emisi hingga 7,9 juta ton CO2e atau setara 31,06% dibandingkan dengan baseline emisi tahun 2010. 

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, sebagai perusahaan energi di Indonesia, Pertamina harus mampu mengatasi global energy transition dan berbagai tuntutan untuk perubahan dengan menyusun roadmap, agar perusahaan dapat tumbuh berkelanjutan (sustainable growth).

"Karena Indonesia masih menggunakan energi fosil, maka seluruh lini bisnis Pertamina bersama-sama menurunkan emisi karbon.  31% ini angka yang tidak kecil dan effort dari semua pihak,” tambah Nicke, dalam keterangan tertulis. 

Menurut Nicke, capaian penurunan emisi Pertamina ini telah melampaui target pemerintah sebesar 29%.

Pengurangan emisi ini, disebut Nicke, juga merupakan bentuk komitmen perseroan untuk berkontribusi dalam target perubahan iklim dan transisi energi dalam mencapai target Net Zero Emission. 

Kebijakan yang berlaku di Pertamina Group ini dilakukan melalui implementasi dekarbonisasi, akselerasi green business dan green operation, serta pengembangan kapabilitas sumber daya manusia dan organisasi. 

Selain itu, penggunaan teknologi hijau dan inovasi digital, pengembangan bisnis pasar karbon, dan inovasi model bisnis. 

Produk Hijau

Inisiasi green business dilakukan di berbagai lini usaha Pertamina untuk mewujudkan program transisi energi dan dekarbonisasi. Salah satunya di sektor hulu, melalui pemanfaatan, penyimpanan dan penangkapan karbon (CarbonCapture, Utilization and Storage / CCUS) dan telah berhasil melakukan injeksi perdana CO2 di Lapangan Pertamina EP Jatibarang Field.

Di sektor pengolahan, inovasi dalam rangka memproduksi biofuel terus berlanjut dan telah terbukti dengan beroperasinya Kilang Hijau (Green Refinery) Cilacap Phase 1 yang mampu menghasilkan Green Diesel sebesar 3.000 barel per hari (bpd). 

Pengenalan produk Green Diesel ini telah diawali dengan ekspor perdana Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) ke Eropa dan liftingperdana untuk kebutuhan domestik.

Langkah perseroan menggiatkan transisi energi juga mengambil peran besar dalam penurunan emisi ke depan. 

Melalui PT Pertamina Power Indonesia (PPI) selaku subholding Power, New and Renewable Energy, Pertamina mengembangkan energi panas bumi (geothermal), hidrogen, baterai kendaraan listrik dan Energy Storage System (ESS), serta upaya penambahan kapasitas energi baru terbarukan lainnya. 

Rating ESG

Dengan berbagai upaya dekarbonisasi tersebut, Pertamina mampu meningkatkan rating Environment, Social & Governance (ESG) Pertamina dari Sustainalytics. Pada 2022, rating ESG Pertamina menjadi 22,1 dari sebelumnya 28,1 (rating rendah lebih baik). Dengan rating tersebut, Pertamina berada di urutan ke-2 dunia dalam sub sektor industri oil and gas terintegrasi.

“Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan ESG di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina,” ujar Nicke.(*)

Tags:ESG