Jokowi Kaget Baju Dijual Rp5.000 di E-Commerce

2023-10-04T19:21:43.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong masyarakat Indonesia tak hanya menjadi konsumen dalam perdagangan e-commerce. Sebab, 90% barang yang dijual di e-commerce merupakan barang impor. 

Pernyataan itu disampaikan Presiden kala memberikan pengarahan kepada peserta PPSA XXIV dan Alumni PPRA LXV 2023 Lemhannas di Istana Negara, Rabu 4 Oktober 2023. “Jangan hanya jadi konsumen tetapi kita harus jadi produsen,” kata Jokowi, dikutip dari siaran Youtube Sekretariat Presiden. 

Presiden membeberkan terdapat 123 juta masyarakat Indonesia menjadi konsumen di mana barang yang dibeli 90% merupakan hasil impor. Ia menilai kondisi tersebut sebagai bahaya karena bisa menghantam produk dari dalam negeri. 

Presiden juga menyinggung barang impor dengan harga sangat murah. Dia terkejut karena menemukan baju dijual seharga Rp5.000. “Harganya sangat murah. Bahkan baju ada yang dijual Rp 5.000,” ujarnya.

Presiden menyebut praktik predatory pricing yang membakar uang guna menguasai pasar bisa merugikan masyarakat. “Mulai bakar uang, yang terpenting menguasai data, menguasai perilaku,” kata Presiden Jokowi. 

Presiden mengaku tidak mau terkena penjajahan atau kolonialisme modern utamanya dalam sektor ekonomi. Presiden mengatakan harga murah yang ditawarkan di awal bisa menjadi bumerang bagi konsumen di kemudian hari.  “Mungkin awalnya hanya Rp5.000, tapi kalau sudah masuk (ketergantungan barang impor) dan harganya Rp500, juta mau apa?” ujar Presiden. 

Presiden mendorong masyarakat menjadi pemain di dunia e-commerce. Menurut dia, banyak potensti digital yang bisa dioptimalkan untuk memunculkann talenta-talenta lokal. “Kita harus jadi pemain, ini menyiapkan pemain-pemain ini yang memerlukan kerja keras karena kita dibatasi oleh limit waktu,” kata Presiden Jokowi. 

Tidak hanya soal mempersiapkan talenta digital, Jokowi mendorong warga membeli produk lokal jika berbelanja lewat aplikasi. “Dengan demikian produk dalam negeri bisa berkembang. Syukur-syukur tembus luar negeri, utamanya ASEAN terlebih dulu,” ujarnya.(*)