Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Masih Turun, Kemenperin Sebut Penyebabnya

2023-11-01T05:25:32.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni mengatakan ada tiga hal utama yang menyebabkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Oktober 2023 mengalami perlambatan menjadi 50,70 poin.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni mengatakan ada tiga hal utama yang menyebabkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Oktober 2023 mengalami perlambatan menjadi 50,70 poin.

JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni mengatakan ada tiga hal utama yang menyebabkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Oktober 2023 mengalami perlambatan menjadi 50,70 poin.

Menurutnya penyebab IKI Oktober 2023 menurun, karena ada penurunan daya beli, kedua mata uang rupiah dan nilai tukar serta yang terakhir faktor eksternal di mana banjirnya produk impor.

"Adanya tren pernah perlambatan pertumbuhan global khususnya pada negara mitra dan terutama Indonesia seperti Amerika Serikat, Cina dan Eropa menyebabkan penurunan drastis terhadap permintaan manufaktur Indonesia," katanya dalam konferensi pers Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Oktober 2023 di Kementerian Perindustrian pada Selasa, 31 Oktober 2023.

Lanjut Febri, sementara di pasar domestik penurunan daya beli dipicu oleh kenaikan harga energi khususnya bahan bakar minyak (BBM) serta kenaikan suku bunga hal ini menyebabkan cost of fund sektor manufaktur meningkat menyebabkan kenaikan harga barang manufaktur.

Penyebab kedua, mata uang rupiah yaitu nilai tukar rupiah. Hal ini seiring melemahnya rupiah menyebabkan biaya input untuk produk dengan bahan baku impor semakin tinggi menyebabkan kenaikan biaya produksi. Bahkan Febri menyoroti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika semakin menurun dalam 5 bulan berturut-turut.

Terakhir faktor eksternal yang masih mengganggu ialah, banjirnya produk impor. Peredaran barang ilegal dan kenaikan harga energi pada produk

Febri bahkan mengatakan jika kinerja penegak hukum hingga Kementerian terkait dalm meredam banjir impor belum menunjukkan hasil yang signifikan.

"Kami melihat bahwa kinerja penegak hukum dan kementerian lembaga terkait dampaknya belum sepenuhnya bisa meredam banjirnya impor dan barang ilegal lainnya yang menggerogoti pasar produsen domestik," tandasnya.

Sebelumnya, Febri Hendri Antoni mengatakan, dari 14 subsektor yang ada mengalami ekspansi, dan sebanyak 9 di antaranya masih tetap kontraksi. Share subsektor IKI yang mengalami ekspansi terhadap PDB Industri Pengolahan Nonmigas kuartal II-2023 sebesar 78%.

Variabel Pesanan Baru dan Produksi mengalami ekspansi pada Oktober 2023 sebesar 51,72 dan 50,83, sedangkan variabel Persediaan Produk masih kontraksi menjadi sebesar 47,95 pada Oktober 2023 dari 47,40 pada September 2023.

Febri mengatakan, penurunan ekspansi pada variabel Pesanan Baru adalah karena penurunan pesanan domestik dan LN dan beberapa responden juga menyampaikan karena daya saing harga di pasar domestik. (*)