ojk
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
Kabarsiger.com, BANDARLAMPUNG - Dalam rangka Hari Indonesia Menabung (HIM) Tahun 2021, OJK, Kementerian/Lembaga, dan Industri Perbankan menyelenggarakan kegiatan KEJAR Prestasi Anak Indonesia (KREASI) dengan tema 'Satu Rekening Satu Pelajar, Wujudkan Impian Anak Indonesia.'
Untuk Provinsi Lampung, OJK menyelenggarakan kegiatan webinar secara daring dan luring terbatas dengan prokes Covid 19, yang dihadiri oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, pemerintah kabupaten/kota, Dinas Pendidikan baik tingkat provinsi maupun Kabupaten/kota, Kementerian agama provinsi Lampung, Bank Indonesia Provinsi Lampung, perbankan dan sekolah yang terdiri dari guru dan siswa/siswi.
Kegiatan webinar ini diikuti oleh sekitar 500 peserta secara daring dan 50 peserta secara luring terbatas. Selain kegiatan webinar ini, OJK juga mengajak perbankan untuk melakukan edukasi/sosialisasi ke kalangan pelajar, sehingga masyarakat khususnya pelajar lebih mengerti dan memahami manfaat menabung sejak dini.
Kegiatan Webinar yang dilaksanakan ini bertujuan untuk meningkatkan awareness masyarakat, industri keuangan perbankan, dan Kementerian/ Lembaga terkait untuk menanamkan budaya menabung sejak dini; mengakselerasi penambahan rekening khususnya dari segmen pelajar dalam rangka pencapaian target inklusi keuangan 90% pada tahun 2024 dan meningkatkan komitmen, kerja sama, dan sinergi dengan seluruh stakeholders terkait.
Dalam sambutannya, Kepala OJK Provinsi Lampung Bambang Hermanto menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintahan Provinsi, Pemerintah Kabupaten/kota, Dinas Pendidikan, Kanwil Agama, perbankan dan sekolah serta pihak-pihak yang telah ambil bagian dalam mendukung dan mendorong peningkatan tabungan pelajar sehingga semua pelajar nantinya diharapkan memiliki rekening.
“Kami mengajak semua pihak, khususnya perbankan dan sekolah untuk berjalan bersama, menjalin kerja sama yang baik, untuk mengenalkan tabungan pelajar di sekolah-sekolah, memberi edukasi kepada pelajar untuk menabung dan menggalakkan program-program menabung di Sekolah” kata Bambang.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Lampung menyampaikan dukungan dan terus mendorong pelajar untuk giat dalam menabung demi masa depan yang lebih baik dan memberikan manfaat dan efek positif bagi pelajar, belajar menghemat dan dapat membedakan keinginan dak kebutuhan.
Dari sisi perbankan, Gubernur meminta untuk setiap bank memiliki program peningkatan rekening pelajar, juga terus membantu pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui program-program yang telah dicanangkan pemerintah seperti penyaluran KUR, Kartu Petani Berjaya dan lainnya.
“Pelajar harus bisa belajar berhemat, menyisihkan uang sakunya untuk menabung, supaya masa depan lebih aman dan lebih terjamin sehingga pada akhirnya dapat membantu pembiayaan pembangunan dan meningkatkan perekonomian Provinsi Lampung” kata Arinal.
Dalam kegiatan ini, Gubernur Lampung memberikan penghargaan kepada Kabupaten Lampung Barat sebagai Kabupaten Terbaik Kategori Program TPAKD Kabupaten/Kota terbaik yang mendukung program KEJAR Tahun 2021, yang diterima lasngung oleh Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus.
Sementara, penghargaan juga diterima oleh Wakil Bupati Pesisir Barat, A.Zulqoini Syarif mewakili Kabupaten Pesisir Barat sebagai Kategori Pemerintah Kabupaten/Kota Teraktif mendukung pelaksanaan Program KEJAR Tahun 2021.
Selanjutnya untuk perbankan, Kepala OJK Provinsi Lampung menyampaikan penghargaan kepada PT BPR Waway Lampung (Perseroda) dengan kategori Bank dengan jumlah rekening pelajar terbanyak (dengan kriteria pertumbuhan rekening pelajar dan jumlah rekening pelajar per kantor bank pemasaran).
Untuk kategori bank dengan program pendukung rekening pelajar terbaik (yang memenuhi kriteria bank yang memiliki program pendukung rekening pelajar, kerja sama dengan sekolah dan kerja sama dengan instansi terkait), penghargaan diberikan kepada PT Bank Syariah Indonesia, Tbk Lampung.
Untuk sekolah, OJK Provinsi Lampung juga memberikan penghargaan kepada SMPN 10 Bandar Lampung untuk kategori sekolah dengan jumlah rekening pelajar terbanyak (kriteria pertumbuhan rekening pelajar dan jumlah rata-rata rekening pelajar).
Sedangkan untuk kategori sekolah dengan program pendukung rekening pelajar terbaik (kriteria program sekolah, kerja sama dengan bank, dan dukungan orang tua), diberikan kepada SMAN 1 Banjar Agung.
Untuk sekolah yang terpilih, masing-masing diberikan bantuan perlengkapan sekolah senilai Rp2.500.000.
“Kami berharap, bentuk apresiasi dan penghargaan yang diberikan tersebut dapat mendorong dan meningkatkan motivasi kita untuk terus memberi dukungan dan ambil bagian dalam upaya meningkatkan jumlah rekening pelajar di Provinsi Lampung” tegas Bambang.
Kedepannya Bambang berharap kegiatan seperti ini dapat diikuti lebih banyak lagi peserta yang terlibat dan dapat menjadi agenda rutin tahunan, sehingga dapat lebih meningkatkan gairah dan motivasi perbankan dan sekolah (guru dan pelajar) untuk terus mengenalkan dan meningkatkan tabungan pelajar di semua sekolah yang ada di Provinsi Lampung.
Pelajar RI Punya Tabungan Rp26,30 Triliun
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara mengatakan pemerintah telah mencanangkan program Aksi Indonesia Menabung melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif. Hal ini sebagai langkah strategis guna mendorong masyarakat untuk menabung di lembaga jasa keuangan formal.
"Pada tahun 2021, ditargetkan 70 persen pelajar di Indonesia memiliki rekening tabungan. Data sampai dengan kuartal II-2021, tercatat sebanyak 40,8 juta (63,14 persen) pelajar di Indonesia telah memiliki rekening tabungan dengan total nominal sebesar Rp26,30 triliun," ungkap Tirta dalam acara Kejar Prestasi Anak Indonesia (Kreasi) secara virtual, Selasa (24/8/2021).
Tirta menegaskan bahwa OJK akan terus berkomitmen untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan pelajar melalui Program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar), termasuk di dalamnya gerakan menabung bagi pelajar. Upaya ini krusial mengingat jumlah pelajar mencapai 65 juta orang atau 25 persen dari total penduduk.
"Pelajar termasuk kategori critical economic players (pelaku ekonomi yang sangat strategis) yang perlu dibekali pemahaman keuangan yang memadai," ujarnya.
Berdasarkan survei OJK 2019 menunjukkan bahwa para pelajar umumnya memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang relatif rendah. Tingkat literasi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun hanya 16 persen, atau jauh di bawah tingkat literasi keuangan nasional yang mencapai sebesar 38 persen.
Senada dengan tingkat literasi, tingkat inklusi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun tersebut juga relatif rendah, yaitu 58 persen. Jauh di bawah tingkat inklusi keuangan nasional yang mencapai angka sebesar 76 persen.
"Para pelajar juga lebih rentan dari sisi keuangan karena belum memahami pentingnya menabung atau berinvestasi, termasuk menyiapkan dana darurat serta mudah dipengaruhi tawaran influencer di media sosial," pungkas Tirta.(*)