Harga Minyak Turun Tipis Usai Naik Dampak Konflik Israel Vs Hamas

2023-10-10T17:30:45.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Harga minyak turun tipis pada Selasa, 10 Oktober 2023, setelah naik lebih dari 4% dalam sesi sebelumnya karena pasar mempertimbangkan potensi gangguan pasokan akibat konflik Israel dan kelompok Islamis Palestina Hamas yang terus berlanjut.
Harga minyak turun tipis pada Selasa, 10 Oktober 2023, setelah naik lebih dari 4% dalam sesi sebelumnya karena pasar mempertimbangkan potensi gangguan pasokan akibat konflik Israel dan kelompok Islamis Palestina Hamas yang terus berlanjut.

JAKARTA - Harga minyak turun tipis pada Selasa, 10 Oktober 2023, setelah naik lebih dari 4% dalam sesi sebelumnya karena pasar mempertimbangkan potensi gangguan pasokan akibat konflik Israel dan kelompok Islamis Palestina Hamas yang terus berlanjut.

Dilansir dari Reuters, Selasa, 10 Oktober 2023, minyak mentah Brent turun 18 sen, atau 0,2%, menjadi US$87,97 per barel pada pukul 00.17 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 16 sen atau 0,2% menjadi US$86,22 per barel.

Kedua tolok ukur telah naik lebih dari $3,50 pada hari Senin, 9 Oktober 2023, di tengah berita konflik setelah jatuh tajam dalam perdagangan yang bergejolak pekan lalu.

Hamas melancarkan serangan militer terbesar terhadap Israel dalam beberapa decade pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Pertempuran terus berlanjut hingga malam hari Senin ketika Israel melakukan balasan dengan serangkaian serangan udara ke Gaza.

Meskipun Israel hanya menghasilkan sedikit minyak mentah, pasar khawatir bahwa jika konflik ini meningkat, hal itu dapat merugikan pasokan di Timur Tengah dan memperburuk defisit yang diperkirakan akan terjadi sepanjang tahun ini.

Pelabuhan Ashkelon dan terminal minyak Israel telah ditutup sebagai akibat dari konflik ini, kata sumber pada hari Senin. Pertempuran ini juga bisa menghambat upaya Amerika Serikat untuk memediasi perbaikan hubungan antara Saudi Arabia dan Israel serta peningkatan produksi yang terkait dengan kesepakatan tersebut tahun depan.

Gejolak ini juga dapat menyebabkan AS memperketat sanksinya terhadap Iran dan merugikan ekspor minyak Iran, kata para analis. Meskipun Amerika Serikat tidak memiliki intelijen atau bukti langsung yang menunjukkan partisipasi langsung Iran dalam serangan tersebut, juru bicara Gedung Putih menuding Iran adalah pihak yang terlibat.

Dalam tanda yang lebih positif terkait pasokan, Venezuela dan Amerika Serikat telah membuat kemajuan dalam pembicaraan yang dapat memberikan keringanan sanksi kepada Caracas. 

Hal itu dengan memungkinkan setidaknya satu perusahaan minyak asing tambahan untuk mengambil minyak mentah Venezuela dengan beberapa persyaratan, kata sumber-sumber.(*)