Opec
Penulis:Redaksi
Editor:Redaksi
JAKARTA—Harga minyak mentah berjangka Brent naik US$1,02 atau 1,2% ke level US$85,43 per barel untuk kontrak pengiriman Oktober. Penguatan harga minyak Brent juga terjadi untuk kontrak pengiriman September yang naik 0,7% ke level US$85,56 per barel.
Kemudian harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik US$1,22 atau 1,5% ke level US$81,80 per barel. Kenaikan harga minyal awal pekan kemarin menjadi kenaikan bulanan tertajam sejak Januari 2022. Harga itu juga menjadi level tertinggi baru dalam tiga bulan, dikutip dari Reuters, Selasa 1 Agustus 2023.
Analis menyebut kenaikan harga minyak tersebut didukung sinyal mengetatnya pasokan global. Sinyal itu semakin menguat setelah Arab Saudi diprediksi akan memperpanjang pengurangan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bpd) untuk satu bulan lagi termasuk September.
Pemangkasan itu diperkirakan bakal mengurangi pasokan minyak dari negeri Timur Tengah tersebut. Sebagai infomrasi, produksi minyak Arab Saudi sudah turun 860 ribu barel per hari (bpd) pada Juli. Tak hanya Arab, total produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga telah turun 840 ribu barel per hari.
Analis OANDA Edward Moya mengatakan harga minyak mentah menyelesaikan bulan yang solid dengan catatan tinggi karena prospek permintaan tetap mengesankan. Turunnya persediaan minyak di Amerika Serikat juga turut menopang harga minyak.
Lebih lanjut, optimisme pasar bahwa permintaan minyak akan membaik selama sisa tahun ini juga turut mengerek harga. “Tidak ada yang meragukan bahwa OPEC+ akan menjaga pasar ini tetap ketat,” ujar Moya.(*)