Hampir Separuh Pekerja Gen Z Merasa Stres Tanpa Ujung, Apa Penyebabnya?

2023-06-20T07:24:44.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Deloitte pada tahun 2023 menunjukkan bahwa hampir separuh dari Gen Z dan empat dari 10 milenial mengatakan bahwa mereka stres hampir sepanjang waktu di hari-hari mereka.
Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Deloitte pada tahun 2023 menunjukkan bahwa hampir separuh dari Gen Z dan empat dari 10 milenial mengatakan bahwa mereka stres hampir sepanjang waktu di hari-hari mereka.

JAKARTA - Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Deloitte pada tahun 2023 menunjukkan bahwa hampir separuh dari Gen Z dan empat dari 10 milenial mengatakan bahwa mereka stres hampir sepanjang waktu di hari-hari mereka. 

Banyak alasan yang menyebabkan stres ini salah satunya adalah masalah upah. Para peneliti mengatakan bahwa generasi muda Z berurusan dengan ketimpangan kekayaan yang terus berlangsung. Karyawan gen Z kerap melihat pada eksekutif senior mendapatkan bonus dan upah yang lebih tinggi. Sementara rata-rata upah pekerja tetap stagnan. 

Sayangnya, tingginya angka stres ini tidak diimbangi dengan kemampuan mengelola stres yang baik. Menurut American Psychological Association, hanya setengah dari Gen Z yang percaya bahwa mereka dapat mengelola stres dengan baik. 

Good Day LA seperti dilansir oleh Tren Asia dari kutipan beritanya pada Senin, 19 Juni 2023, sebuah survey yang dilakukan oleh Resume Builder pada lebih dari 1.300 manager dan pemilik bisnis menunjukkan bahwa 70% peserta dengan usia 26 atau lebih muda cenderung lebih sulit untuk diajak bekerja sama karena "kurangnya motivasi, mereka mudah teralihkan, mudah tersinggung, dan tidak jujur". menantang untuk diajak bekerja sama".

Lebih lanjut seperti dilansir dari laman website resmi OPB.org, Tes Brigham seorang life coach dan terapis yang berbasis di California mengatakan bahwa krisis awal kehidupan Gen Z ditandai dengan rasa kelelahan dan rasa kewalahan yang mendalam. 

"Saya pikir apa yang Anda semua rasakan belum tentu seperti apa yang menurut generasi tua disebut sebagai kemalasan" ungkapnya, "Saya rasa Anda lelah, dan benar-benar lelah" imbuhnya. 

Untuk diketahui quarter life crisis atau krisis kehidupan awal adalah bentuk dari krisis identitas. Hal ini terjadi ketika seseorang berusia pertengahan 20-an hingga awal  30-an. Mereka biasanya mulai mempertanyakan kualitas dan arah hidup mereka. Ciri-ciri umum yang kerap ditemukan dalam krisis ini adalah perasaan kesedihan, perasaan tidak terpenuhi, dan kecemasan. "Kecemasan membuat kita hidup di masa depan dan membuat kita mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi" kata Brigham. 

Lynn Toomey seorang life coach di Massachusetts menyarankan kepada Anda cara bisa bekerja dengan kelelahan dan tanpa merasa takut di tempat kerja. "Saya pikir itu tergantung pada perencanaan gaya hidup sejak awal" kata Toomey. 

Toomey juga menyarankan Anda mulai menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan. Mengejar passion dan melakukan hobi dapat menjadi kebiasaan baru yang baik. "Bekerja adalah apa yang kita lakukan sepanjang hari. Jadi, Anda harus mencari tahu apa yang Anda sukai, kepribadian Anda, dan apa yang Anda nikmati" imbuhnya. (*)

Tags:Gen Z