Taman Budaya Lampung
Penulis:Chairil Anwar
Editor:Chairil Anwar
BANDARLAMPUNG – Galeri Nasional Indonesia, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan kebudayan, Riset, dan Teknologi, bekerja sama dengan Taman Budaya Lampung akan menyelenggarakan pameran seni rupa dalam rangka Temu Karya Taman Budaya Se-Indonesia XX, bertajuk “Restrat: Berhenti Sejenak untuk Melompat Lebih Jauh Lagi”.
Pameran ini dibuka pada Jumat, 12 November 2021, pukul 14.00, melalui Zoom dan live Facebook Galeri Nasional Indonesia. Pergelaran seni ini diresmikan Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Fitra Arda. Dia berharap pameran ini dapat memberikan dampak positif serta mampu memotivasi dan menyemangati para peserta pameran sebagai pelaku seni dan budaya daerah. "Sebab, merekalah yang berperan penting dalam mendorong perkembangan kemajuan kebudayaan nasional,” kata Fitra sebagai bentuk dukungannya terhadap acara seni ini.
Meskipun di tengah situasi penurunan kasus Covid-19 di Indonesia, Kepala Galeri Nasional Indonesia Pustanto menyatakan format daring masih dirasa paling tepat untuk pameran ini, karena dapat memperluas jangkauan akses audiens serta memberikan kemudahan untuk audiens dalam mengapresiasi karya-karya peserta pameran tanpa perlu dibatasi jarak dan waktu.
“Pameran ini diselenggarakan sebagai wadah bagi keragaman ekspresi budaya sekaligus mendorong interaksi budaya yang memungkinkan terjadinya silaturahmi kesenian antarberbagai wilayah budaya yang ada di Nusantara. Karena itu, dalam pameran ini dilakukan sistem open call (aplikasi terbuka) melalui Taman Budaya di masing-masing daerah, untuk menjaring para seniman dari berbagai wilayah di Indonesia,” ungkap Pustanto.
Melalui aplikasi terbuka yang diselenggarakan pada 19 Juli sampai 12 September 2021, masuk 133 aplikasi dari 125 perupa yang berasal dari 29 provinsi. Kemudian tim kurator yang terdiri dari David dan Teguh Margono melakukan penyaringan kembali, hingga kemudian dihasilkan 60 karya hasil olah artistik 60 perupa yang berasal dari 29 provinsi, yang terdiri dari 28 Taman Budaya dan 1 Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Karya-karya yang berhasil lolos seleksi terdiri dari karya lukisan, patung, video art, dan instalasi.
Restart merupakan ajakan untuk melihat secara kritis, memaknai, menilai, mengungkapkan ide, ekspresi, dan praktik seni dalam merespons konteks nilai-nilai kelokalan dari sudut pandang masing-masing perupa. “Ada dua kecenderungan yang bisa ditarik dari karya yang dipamerkan. Pertama, perupa yang melihat persoalan sesuai dengan realitas kebudayaan yang terjadi sekarang. Kedua, melihat tema dengan segenap optimismenya dengan disertai pandangan kritis,” kata Teguh Margono.
Sementara itu, David menambahkan bahwa dari perbedaan sudut pandang perupa yang bersifat “lokal” inilah justru akan muncul acuan kita sebagai bangsa dalam bentuk multibudaya. “Perbedaan ini akan melahirkan sebuah mozaik yang indah, unik, dan menarik,” jelas David. (RIL)