Pertanian
Penulis:Eva Pardiana
Editor:Eva Pardiana
SEMARANG – Dua pemuda Indonesia, Anindita Pradana Suteja dan Albertus Gian lulusan University of Mancherster, Inggris komitmen kembali ke Tanah Air untuk mengaplikasikan ilmunya.
Mereka bersama Ishak Hilton mendirikan perusahaan bernama PT Beehive Drones yang bergerak pembuatan drone yang bisa dimanfaatkan dalam bidang pertanian dan kehutanan.
Drone tersebut bisa digunakan untuk membantu petani melakukan pemupukan atau penyemprotan, juga bisa mengangkut logistik yang telah diujicobakan untuk mengantar vaksin di Sumenep, Jawa Timur.
“Kami juga telah membuat drone untuk pemantauan wilayah, pemantauan daerah perbatasan, serta sebagai sumber pendataan,” kata Anindita dan Gian usai bertemu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Rabu (27/10/2021).
Anindita mengatakan dirinya sudah berjanji setelah selesai kuliah yang dibiayai negara melalui beasiswa LPDP akan kembali ke Indonesia.
“Kami telah berjanji setelah lulus kuliah untuk mengamalkan ilmu di Indonesia,” ujarnya.
Gian menambahkan, awalnya mereka bertemu saat sedang belajar di Manchester sama-sama menekuni teknologi drone serta telah menjuarai berbagai perlombaan teknologi tingkat internasional.
Setelah pulang ke Indonesia, mereka berpikir bagaimana mengembangkan teknologi drone. Kemudian menetapkan pilihan membuat drone untuk mendukung bidang pertanian dan kehutanan.
“Pada Tahun 2018, kami kemudian membuat perusahaan Beehive Drones yang menciptakan drone membantu sektor pertanian. Drone pertama digunakan untuk project pemupukan dan penyemprotan,” ujarnya.
Drone disewakan kepada petani dengan tarif yang sangat murah, yakni Rp40 ribu untuk satu petak sawahh. Dalam sehari drone bisa menyemprot atau memupuk 100 hektare lahan.
“Selain lebih cepat, ini juga aman karena petani tidak langsung bersentuhan dengan pestisida yang tentunya bisa membahayakan mereka," jelas Anindita.
Saat ini pihaknya sudah membantu banyak petani dalam hal pemanfaatan teknologi drone itu. Per tiga bulan ini saja, sudah ada 300 hektare lahan pertanian di Jawa Tengah yang sudah memanfaatkan teknologi drone tersebut.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar mengajak mereka untuk mengembangkan teknologi drone yang bisa memetakan data pertanian, seperti berapa luas lahan, prediksi panen, siapa tanam apa, di mana dan lainnya.
“Itu mimpi saya sejak lama, kalau bisa akan sangat membantu sekali. Kita tahu penanganan yang pas karena adanya data jelas,” katanya.
Tantangan Ganjar itu langsung dijawab oleh Gian, bahwa memang sedang melakukan program pembuatan drone yang khusus untuk pendataan.
“Pas sekali pak, kami sedang menggarap itu. Kalau bapak mau, bulan depan kami presentasikan. Kami sudah uji coba itu di beberapa negara di Asia,” tandasnya.
Ganjar pun menegaskan akan mendukung penuh upaya pengembangan teknologi pertanian ini untuk diterapkan di Jawa Tengah.
“Kalau sudah jadi langsung telpon saya. Setelah ini saya hubungkan kalian ke Dinas Pertanian agar bisa dilakukan kerjasama yang baik. Saya senang kalau mendengar ini,” ujarnya.
Ganjar sendiri mengatakan sudah melihat video penggunaan drone untuk membantu para petani sangat canggih sekali dan sangat membantu.
“Mereka sudah membuktikan bisa. Kita hanya butuh satu ruang untuk mereka bisa mengeksekusi ide dan gagasannya. Selain itu, karya anak bangsa ini harus kita proteksi. Ini keren dan sangat menginspirasi,” ujar Ganjar. (*)
Tulisan ini telah tayang di jatengaja.com oleh SetyoNt pada 27 Oct 2021