Dua Lembaga Goda Anak Muda Tekuni Peternakan Sapi Perah

2021-06-10T13:03:36.000Z

Penulis:Ties

Screenshot_2021-06-10-12-59-16-74.jpg

SLEMAN, Jogjaaja.com – Masih dalam rangkaian peringatan Hari Susu Nasional yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, Danone Specialized Nutrition Indonesia melalui PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) bersama dengan Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) meluncurkan Program Regenerasi Peternak yang diperuntukkan bagi komunitas peternak lingkar Merapi sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Menurut Kementrian Pertanian konsumsi rata-rata susu segar saat ini sebesar 11.09 liter/kapita/tahun, masih dibawah target konsumsi 20 liter/kapita/tahun, sehingga masih sangat potensial untuk pengembangan peternakan susu sapi perah di Indonesia yang memiliki penduduk lebih dari 270 juta jiwa.

Di saat bersamaan menurut data Kementerian Perindustrian kebutuhan Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) saat ini suplai susu dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 20% saja, sedangkan sisanya masih menggantungkan dari impor. Sehingga susu segar menjadi salah satu komoditi yang potensi untuk dikembangkan.

Program ini menyasar kepada calon peternak muda atau peternak sapi perah pemula yang akan dibekali dengan pengetahuan dalam pemeliharaan sapi perah melalui bimbingan teknis ataupun secara online. Selain itu akan dibangun juga jaringan peternak sapi di lingkar Merapi agar mereka saling belajar satu sama lain.

Endah Prasetioningtias selaku Manufacturing Compliance Manager Sarihusada menyatakan bahwa Sarihusada merupakan sebuah heritage yang berdiri sejak tahun 1954 yang semula bernama NV. Saridele dan telah menjadi bagian dari sejarah perkembangan persusuan di DIY dan Jawa Tengah, khususnya bagi peternak di sekitar Gunung Merapi.

Selama ini Sarihusada terus berkomitmen untuk membina peternak susu segar dan terus berupaya meningkatkan penyerapan susu segar yang berasal dari lokal sesuai dengan arahan dari pemerintah.

“Salah satu hal yang menjadi fokus kami saat ini adalah terkait dengan rendahnya minat generasi muda terhadap bisnis peternakan sapi perah, sehingga Sarihusada bersama dengan mitra kami yaitu LPTP  berupaya untuk melakukan satu tindak lanjut melalui peluncuran program semacam ini”, paparnya.

Sumino, selaku Direktur Program LPTP menyatakan bahwa data yang ia peroleh dalam studi yang dilakukan menunjukkan bahwa profil peternak sapi perah mitra Sarihusada saat ini sebanyak 60% peternak berusia diatas 50 tahun, dan sisanya berusia dibawah 50 tahun. Peternak dengan usia dibawah usia 30 tahun yang dinilai masih produktif hanya berkisar 20%, sehingga berdasarkan analisa tersebut jika tidak ada tindakan untuk menciptakan generasi peternak baru maka dalam 10-15 tahun kita akan kekurangan peternak yang akan meneruskan usaha ini, dampaknya akan terjadi kekurangan produksi susu segar yang dihasilkan.

“Bersama dengan Sarihusada, LPTP berupaya memfokuskan program mengarah kepada isu ini yang merupakan kunci dalam keberlanjutan usaha sapi perah, yaitu pelaku usaha sapi perah itu sendiri yang merupakan aktor atau subjek dalam usaha sapi perah ini. Program ini berupa pemberian edukasi berbasis kearifan lokal.”

“Guru terbaik adalah pengalaman dan pengalaman terbaik adalah pengalaman yang disesuaikan dengan budaya-budaya lokal tanpa mengesampingkan teknologi tepat guna. Hal inilah yang akan menjadi pendekatan program kali ini.” tambahnya.

Dalam sambutannya, Nanang Danardono selaku Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman mendukung sepenuhnya Sarihusada dalam meluncurkan program ini karena karena tumbuhnya minat generasi muda untuk terjun di bidang peternakan akan membuat usaha sapi perah di kabupaten Sleman bisa lebih berkembang. Sebisa mungkin program ini dikombinasikan dengan metode online agar mudah menarik minat anak-anak muda sekarang yang lebih suka berselancar didunia maya.”


Acara ini juga didukung oleh Dinas Peternakan Kabupaten Sleman. A. Nugroho selaku DPKPP Klaten bidang pengawasan bibit yang turut hadir ditengah-tengah acara menyatakan: “Saat ini generasi muda kita lebih memilih berkarir di sektor lain yang terlihat lebih bergengsi padahal sektor sapi perah ini merupakan sektor yang sangat menjanjikan terutama ditengah-tengah pandemi Covid-19 ini dimana dunia kerja saat ini juga sedang lesu dan sulitnya mencari pekerjaan. Melalui usaha sapi perah mereka memiliki potensi mendapatkan penghasilan bahkan lebih besar dari pekerjaan lain terutama jika dikombinasi dengan teknologi tepat guna namun sederhana yang berbasis kearifan lokal yang nantinya akan dilakukan dalam pelaksanaan program ini”, paparnya.

Saat in Provinsi DIY dan Jawa Tengah merupakan penyumbang sekitar 104 juta liter/tahun produksi susu segar dalam negeri atau setara dengan 11% dari total produksi Indonesia sebanyak 947 juta liter/tahun. (*)