Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
THAILAND - Perdana Menteri baru Thailand Srettha Thavisin bertemu dengan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat seperti Microsoft (MSFT.O), Google (GOOGL.O), dan Estee Lauder (EL.N) dalam kunjungan pertamanya ke luar negeri sejak mengambil kekuasaan bulan lalu.
Upaya itu untuk menarik investasi untuk menghidupkan kembali perekonomian yang lesu. Dilansir dari Reuters, Jumat, 22 September 2023, Thailand diperkirakan akan tumbuh sebesar 2,8%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya karena ekspor yang lebih lemah.
Ini merupakan tantangan bagi Srettha, yang bertujuan mengembangkan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini sebesar 5% setiap tahun. “Saya sudah mengatakan, Thailand terbuka untuk bisnis. Kami ingin mengundang lebih banyak investor asing,” katanya.
Srettha berada di New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB di mana dia berbicara dengan pemimpin Tesla (TLSA.O), Elon Musk, dan membahas industri kendaraan listrik melalui konferensi video.
“Kami bertemu dengan ketua Estee Lauder. Dia bertanya tentang rumput laut di Thailand, yang merupakan komponen penting dalam kosmetik berkualitas. Kami sedang mempelajarinya karena bahan baku sangat penting untuk mendirikan pabrik,” kata Srettha.
Menurut dia, Microsoft juga tertarik mendirikan pusat data di Negeri Gajah Putih. Dia mengatakan pertemuan lain akan diadakan untuk mendorong hal-hal tersebut. Google juga dikabarkan sedang dalam pembicaraan dengan Dewan Investasi Thailand. Selain itu, Perdana Menteri turut melakukan pembicaraan dengan bank-bank.
“Untuk melayani investasi asing, kami akan membutuhkan lembaga keuangan. Goldman Sachs (GS.N) mengatakan mereka akan mempertimbangkan untuk membuka kantor di Thailand,” ujar Srettha. Selama enam bulan pertama tahun 2023, komitmen investasi ke Thailand naik sebesar 70%, didorong oleh investor otomotif asal China.(*)