Cara Melatih Mental Anak Kuat

2023-05-01T16:18:29.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Penelitian menunjukkan bahwa anak yang kuat mental akan lebih mungkin mengembangkan ketahanan untuk bangkit kembali dari kegagalan.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang kuat mental akan lebih mungkin mengembangkan ketahanan untuk bangkit kembali dari kegagalan.

BANDARLAMPUNG - Penelitian menunjukkan bahwa anak yang kuat mental akan lebih mungkin mengembangkan ketahanan untuk bangkit kembali dari kegagalan. Membangun kekuatan mental anak-anak bisa dimulai dengan memperhatikan bagaimana mereka berpikir, merasakan, dan bertindak.

Kemudian, yang perlu Anda lakukan adalah mencurahkan waktu dan kesabaran untuk menghilangkan kebiasaan buruk dan memperkuat kebiasaan baik hingga terasa alami.

Dengan begitu, Anda akan selalu ada untuk mereka saat mereka berjuang atau gagal. Alhasil, Anda dapat membantu mereka menilai apa yang salah dan mendorong mereka saat mereka mencoba untuk bangkit kembali.

Morin, pemimpin redaksi Verywell Mind dan pembawa acara The Verywell Mind Podcast mengatakan ada tujuh hal yang harus ditanamkan oleh orangtua pada anak agar bisa kuat mental sehingga bisa memperoleh kesuksesan di masa depan.

1. Tidak menghindari tantangan

Anak-anak sering takut untuk mencoba hal-hal baru. Menurut mereka mereka tidak akan mahir dalam hal itu. Beberapa diantara mereka bahkan mungkin mencoba sesuatu sekali dan langsung menyerah jika tidak berjalan dengan baik sejak awal.

Morin mengatakan, mencoba hal-hal sulit dapat membuka keterampilan baru anak-anak Anda dan menawarkan pelajaran penting dalam menghadapi kegagalan.

Oleh karenanya, sebaiknya ajari anak-anak Anda untuk tidak menghindari tantangan hanya karena takut gagal. Bantu mereka melabeli perasaan mereka seperti mengakui betapa frustrasinya bergumul dengan sesuatu yang baru.

Anda juga bisa memuji usaha anak-anak atas hasilnya. Morin menekankan, jika Anda hanya memberikan pujian saat anak Anda mendapat nilai A dalam ujian, atau saat mereka mencetak gol kemenangan dalam sepak bola, kemungkinan kecil mereka akan mencoba aktivitas baru jika mereka tidak langsung unggul.

2. Tak Tutupi Kesalahan

Ketakutan mengakui kesalahan dapat mendorong anak-anak mengeluarkan energi yang tidak perlu untuk mencoba menutupinya. Karenanya, Anak perlu memahami bahwa membuat kesalahan adalah hal yang wajar.

Namun, Anda harus menekankan bahwa Anak harus belajar dari kesalahan. Alhasil ke depannya, mereka dapat mengembangkan keterampilan baru dan tumbuh sebagai individu.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Morin menyarankan agar lebih terbuka untuk mendiskusikan kesalahan dengan anak-anak Anda. Tanyalah pada mereka bagaimana menurut mereka mereka dapat belajar dari kesalahan langkah.

Saat mereka mengakui melakukan sesuatu yang salah, pujilah mereka karena sudah berani jujur.

“Pastikan mereka tahu bahwa Anda sama terkesannya karena mereka ada di luar sana dan berusaha keras,” kata Morin.

3. Tak Mengasihani Diri Sendiri

Jika anak mengalami kegagalan, biarkan mereka meyuarakan kesedihannya. Ini akan membantu mereka menerima kekecewaan dan melanjutkan hidup.

Namun, hal ini harus ada batasan. Jangan terjebak siklus dimana anak Anda sedang mengasihani diri sendiri. Saat anak Anda mulai berbicara negatif secara berlebihan, dengan frasa hiperbolik tanyakan kepada mereka apa yang akan mereka katakan kepada seorang teman yang mengalami krisis kepercayaan yang sama.

Saat Anda memberi bantuan, anakanak biasanya akan memiliki solusi sendiri.

4. Selalu Peduli

Ada perbedaan antara bersikap tangguh dan kuat secara mental.

Orang tua terkadang salah mengira tekanan emosional karena kurangnya ketangguhan mental. Alhasil, mereka menasihati anak-anak untuk tidak membiarkan hal-hal terlalu mengganggu mereka.

Sayangnya sikap membiarkan atau ketidakpedulian hanya akan semakin mengubur masalah mereka daripada membantu mereka mengatasi apa yang mengganggu mereka dengan cara yang sehat.

“Penting bagi anak-anak untuk mengetahui bahwa Anda juga memiliki perasaan, atau Anda bergumul dengan hal-hal tertentu,” kata Morin.

5. Tak merendahkan orang lain

Meremehkan orang lain untuk membuat diri beberapa orang merasa lebih baik. Namun ini adalah tanda klasik dari adanya harga diri yang rendah.

Ironisnya, hal tersebut dapat menyebabkan anak Anda mengembangkan reputasi sebagai anak nakal di taman bermain sehingga merusak hubungan mereka dengan anak lain.

Jika Anda mendengar anak-anak Anda merendahkan orang lain, duduklah bersama mereka dan cobalah untuk memahami akar dari perasaan negatif tersebut.

Setelah mendengar keluh kesah anak, Anda bisa membantu mereka mencari tahu bagaimana mereka dapat menangani situasi tersebut secara berbeda.

“Kami harus mengajari mereka bahwa mereka memiliki cara untuk bertukar pikiran dan bahwa ada banyak cara untuk menyelesaikan masalah selain hal pertama yang muncul di kepala mereka,” kata Morin.

6. Tak Mudah Ditekan Teman Sebaya

Tekanan dari teman sebaya menjadi salah satu hal yang menyebabkan mental anak lemah. Untuk itu, Anda harus melatih anak agar terus mendapat kepercayaan diri dan tak tertekan dengan sikap teman sebaya.

Anda dapat memulainya dari meminta anak Anda tak mengikuti kemauan teman sebaya yang tak sejalan dengan keinginannya. Anda harus melatih anak Anda untuk mengucapkan tidak.

“Seringkali anak-anak menjadi mangsa teman sebaya. tekanan hanya karena mereka tidak yakin apa yang harus dikatakan atau bagaimana keluar darinya,” kata Morin.

7. Tanamkan rasa syukur atas segalanya

Belajar merasakan dan mengungkapkan rasa syukur atas hal-hal baik dalam hidup Anda penting untuk membangun kekuatan mental, penelitian menunjukkan bersyukur dapat meningkatkan harga diri dan mengurangi stres. (*)