BMRI
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
Kabarsiger.com, BANDARLAMPUNG - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) merevisi Rencana Bisnis Bank (RBB) seiring dengan revisi pertumbuhan kredit oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan pertumbuhan kredit BNI hingga akhir tahun ini menjadi sekitar 5-7 persen. Hal itu dipatok meskipun perbankan pelat merah tersebut melihat masih adanya peluang pertumbuhan di paruh kedua 2021.
"Dalam penyampaian ke OJK, kami sudah revisi yang tadinya kami target di kisaran 6-9 persen, mungkin kita sudah koreksi 5-7 persen untuk ekspansi ke depan," kata Royke dalam konferensi pers virtual, Senin (16/8/2021).
Royke menuturkan dalam melakukan penyaluran kredit hingga akhir tahun perseroan pasti akan prudent dan berkualitas. Rasio kredit macet hingga akhir tahun ditargetkan berada di bawah empat persen.
Adapun, hingga semester I-2021 BNI telah mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 4,5 persen secara tahunan (year on year/yoy). Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada industri yang hanya tumbuh 0,4 persen.
Lebih lanjut, Royke juga menjelaskan, terkait dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan menargetkan tetap tumbuh pada kisaran low to single digit, dengan didukung dengan pertumbuhan CASA yang kuat.
"CASA mudah-mudahan bisa dijaga di level 65-68 persen, walaupun sekarang sudah di 69 persen, melalui peningkatan fitur-fitur di BNI mobile banking maupun di channel lainnya sebagai driver untuk pertumbuhan dana murah," tuturnya.
Sedangkan dari sisi laba, BNI mematok target hingga akhir tahun sekitar Rp9 hingga Rp9,5 persen. Hingga Semester I-2021 BNI telah membukukan laba bersih sebesar Rp5 triliun.
"Dari sisi laba BNI target di kisaran Rp9-Rp9,5 triliun dimana saat ini tetap ontrack seperti sebelum pandemi," pungkasnya.(*)