BI: Likuiditas Perbankan Masih Memadai Untuk Pembiayaan ke Dunia Usaha

2023-03-25T18:15:44.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Bank Indonesia Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK gabungan dua  kota di Provinsi Lampung akan mulai memasuki rentang sasaran inflasi 3±1% (yoy) pada Semester II tahun 2023.
Bank Indonesia Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK gabungan dua kota di Provinsi Lampung akan mulai memasuki rentang sasaran inflasi 3±1% (yoy) pada Semester II tahun 2023.

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perbankan dan perekonomian berada di kondisi yang memadai pada Februari 2023. Hal tersebut dapat mendorong berlanjutnya peningkatan kredit atau pembiayaan seiring pemulihan ekonomi.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, rasio AlatLikuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) perbankan tercatat masih tinggi yaitu mencapai 29,09% pada Februari 2023.

"Perkembangan ini sejalan dengan stance kebijakan likuiditas yang akomodatif oleh BI guna mendukung ketersediaan dana bagi perbankan untuk penyaluran kredit atau pembiayaan bagi dunia usaha," ujarnya dalam keterangan resmi.

Likuiditas perekonomian juga memadai dalam mendukung kegiatan ekonomi. Hal ini tecermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang masing-masing tumbuh sebesar 6,6% yoy dan 7,9% yoy pada Februari 2023.

"Dengan longgarnya likuiditas, suku bunga perbankan tetap kondusif mendukung pemulihan ekonomi," kata Perry.

Sementara di pasar uang, suku bunga IndONIA tetap rendah, yang tercatat sebesar 5,53% pada 15 Maret 2023. Adapun imbal hasil dari Surat Berharga Negara (SBN) tenor jangka pendek meningkat 50 bps dibandingkan dengan level pada akhir Desember 2022. Sedangkan imbal hasil SBN tenor jangka panjang tetap terkendali.

Suku bunga deposito 1 bulan pada Februari 2023 juga tercatat rendah 4,12%, meskipun meningkat 15 bps dibandingkan dengan Desember 2022. Suku bunga kredit Februari 2023 juga tetap kondusif mendukung permintaan kredit, yakni 9,34%.

"BI akan terus memastikan kecukupan likuiditas untuk terjaganya stabilitas sistem keuangan serta mendorong berlanjutnya peningkatan kredit atau pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional," jelas Perry.

Sejalan dengan itu, fungsi intermediasi perbankan berhasil meningkat pada Februari 2023. BI mencatat penyaluran kredit perbankan tumbuh 10,64% yoy pada Februari 2023. Nilai tersebut naik dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 10,53% yoy.

Pembiayaan perbankan syariah juga mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan kredit perbankan nasional pada bulan kedua tahun ini. Pada Februari 2023, pembiayaan perbankan syariah bahkan tumbuh hingga 20,13% yoy.

Perry mengatakan, pertumbuhan kredit yang tinggi ini didorong oleh tersedianya sisi penawaran sejalan dengan kondisi likuiditas yang memadai dan standar penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan yang longgar.

"Dari sisi permintaan, kenaikan kredit atau pembiayaan ditopang oleh permintaan korporasi termasuk UMKM dan konsumsi rumah tangga yang terus membaik," pungkasnya.(*)