Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
BANDARLAMPUNG - Kredit perbankan di sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menunjukkan perlambatan pada empat bulan pertama 2023. Beberapa faktor turut mendorong perlambatan kredit produktif tersebut.
Bank Indonesia (BI) mencatat Penyaluran kredit ke UMKM sebesar Rp 1.274,8 triliun pada April 2023. Nilai tersebut tumbuh 6,6% secara tahunan (yoy), setelah tumbuh 8,5% yoy pada bulan sebelumnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, kredit UMKM skala mikro tumbuh 38,4% yoy pada bulan April 2023, setelah tumbuh 43,9% yoy pada Maret 2023.
"Sementara itu, kredit UMKM skala kecil terkontraksi 8,1% yoy pada April 2023, setelah bulan sebelumnya terkontraksi 6,9% yoy," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (31/5/2023).
Tak berbeda, kredit UMKM skala menengah juga terkontraksi 12,8% yoy, setelah terkontraksi 12,9% yoy pada Maret 2023. Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan kredit UMKM pada Maret 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan kredit modal kerja dan kredit investasi.
Pada periode tersebut, kredit modal kerja tercatat sebesar Rp 2,888 triliun, tumbuh 10,1% yoy. Sementara kredit investasi tercatat sebesar Rp 1,677, tumbuh 10,3%.
Sejalan dengan hal tersebut, penyaluran kredit pada April 2023 tercatat sebesar Rp6.449,8 triliun. Nilai tersebut tumbuh 8,0% yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 9,8% (yoy).
Erwin mengatakan, perkembangan tersebut sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit pada debitur perorangan tumbuh 8,6%, yoy dan debitur korporasi tumbuh 7,3%, yoy.
"Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan penyaluran kredit pada April 2023 disebabkan oleh perkembangan kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit konsumsi," kata Erwin.
Kredit Modal Kerja (KMK) tercatat tumbuh 7,1% yoy pada April 2023, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 10,1% yoy. Sementara kredit Investasi (KI) pada April 2023 tumbuh 9,1% yoy, setelah tumbuh 10,3% yoy pada bulan sebelumnya.
Sedangkan kredit Konsumsi (KK) tumbuh 8,6% yoy pada April 2023, setelah tumbuh 9,1% yoy pada bulan sebelumnya, terutama didorong oleh perkembangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan kredit multiguna.(*)