paypal
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Sentimen positif yang mendorong kinerja aset-aset kripto kerap kali tidak bertahan lama sehingga cryptocurrency pun pada akhirnya selalu menjadi instrumen investasi yang bersifat volatile dan high risk.
Contohnya, pada pekan lalu, harga Bitcoin (BTC) dan aset-aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar lainnya sempat terungkit oleh sentimen positif yang berasal dari kemenangan Ripple Labs melawan gugatan Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange Commission/SEC) Amerika Serikat (AS).
Aset kripto XRP sempat melaju di reli positif setelah pada pekan lalu, tepatnya pada Kamis, 13 Juli 2023, Ripple memenangkan gugatan SEC setelah hakim federal distrik selatan New York memutuskan bahwa penjualan aset XRP di bursa yang melalui algoritma bukanlah kontrak investasi sehingga aset kripto ini tidak tercatut sebagai token sekuritas.
Gugatan SEC pada 2020 dilayangkan untuk memberhentikan penawaran token XRP dari Ripple Labs karena adanya kebutuhan regulasi yang gagal dipenuhi perusahaan.
Akan tetapi, pengadilan memutuskan bahwa penjualan XRP tidak setara dengan kontrak investasi sehingga Ripple pun dinyatakan menang dalam melawan gugatan SEC.
Setelah kemenangan tersebut, harga XRP pun meroket selama beberapa hari. Menurut pantauan Coin Market Cap, Selasa, 18 Juli 2023 pukul 14.00 WIB, XRP mencatat penguatan hingga 55,5% dalam sepekan ke belakang.
Namun, dalam hitungan 24 jam terakhir, token dari XRP Ripple Labs ini menyusut 1,27% dan menempati posisi harga US$0,7421 atau setara dengan Rp11.136 dalam asumsi kurs Rp15.007 per-dolar AS.
Sebelumnya, setelah Ripple memenangkan gugatan melawan SEC pada pekan lalu, harga XRP sempat menyentuh posisi US$0,8714 (Rp13.077) setelah bergerak di kisaran US$0,47 (Rp7.053) di hari sebelumnya.
Seiring dengan penurunan XRP hari ini, aset-aset berkapitalisasi pasar terbesar lainnya pun terpantau mengalami pelemahan.
Bitcoin (BTC) yang menjadi acuan dalam pergerakan harga pasar kripto pun mengalami penurunan 0,8% dan tengah menempati posisi harga US$30.028 (Rp450,63 juta).
Kemudian, Ethereum (ETH) mencatat penurunan 1,58%, Tether (USDT) 1,58%, Ripple (XRP) 1,29%, Cardano (ADA) 3,27%, Solana (SOL) 6,33%, Dogecoin (DOGE) 2,69%, dan Tron (TRX) 0,35%.
Dalam risetnya, trader eksternal Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan bahwa aset-aset kripto, termasuk Bitcoin, bisa cepat turun kembali ke level psikologisnya di kisaran US$30.000 (Rp450,2 juta).
Menurut Fyqieh, penurunan ini bisa terjadi setelah sentimen positif pasar seputar keputusan pengadilan XRP mulai memudar.
Ia mengatakan, memudarnya sentimen ini didukung oleh para trader yang berusaha merealisasikan keuntungan pascalonjakan harga. Selain itu, likuidisasi yang tinggi karena dipicu aksi taking profit ini pun pada gilirannya mendorong harga-harga aset kripto lainnya untuk mengalami penurunan.
Data likuidasi yang disajikan oleh Coinglass.com pada hari kemarin menunjukkan XRP yang mendominasi likuidasi pasar kripto.
"Hubungan antara aset yang terlikuidasi dengan pergerakan aset kripto secara umum, terutama untuk pasangan perdagangan seperti BTC, ETH, XRP, adalah jika terjadi aksi penjualan yang besar, bursa akan menjual aset tersebut. Banyaknya aksi penjualan inilah yang menimbulkan koreksi di pasar kripto," papar Fyqieh dikutip dari riset mingguan, Selasa, 18 Juli 2023.
Dengan demikian, ketika harga suatu aset kripto melonjak, apalagi jika aset tersebut tergolong memiliki kapitalisasi pasar yang jumbo, maka kemungkinan besar akan diikuti dengan koreksi karena alasan yang disebutkan di atas.
Maka dari itu, Fyqieh mengingatkan bahwa fluktuasi harga aset kripto cenderung sulit untuk diprediksi sehingga diperlukan kewaspadaan saat hendak mengambil keputusan dalam berinvestasi di aset kripto.
"Strategi yang tepat untuk saat ini adalah dollar cost averaging karena harga diskon untuk sejumlah kripto, terutama Bitcoin," ujar Fyqieh.
Menurut Fyqieh, untuk saat ini belum ada konfirmasi atau tanda-tanda yang jelas mengenai arah pergerakan Bitcoin dalam beberapa minggu mendatang. (*)