Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Pesatnya perkembangan startup di Indonesia membuat Amazon Web Services (AWS) bersama dengan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) mengadakan AWS Cloud Day Indonesia bertemakan, Merintis Masa Depan Inklusi Keuangan: Memanfaatkan Inovasi Teknologi untuk Aksesibilitas Lebih Besar, dengan salah satu sub topik yang dibahas adalah Building Indonesia’s next Fintech Unicorn.
Pada acara tersebut, Chief Marketing Officer (CMO) PINTU, Timothius Martin, menjadi salah satu panelis dan membagikan soal strategi PINTU serta tantanga investasi crypto ke depannya. Diketahui sejak diluncurkan 3 tahun lalu, startup tersebut telah mampu menjadi salah satu aplikasi jual beli crypto dengan berbagai pencapaian positif.
Timothius menyebut, hanya kurun waktu dua tahun, startup PINTU mengalami pertumbuhan agresif, dan kini secara eksponensial telah diunduh lebih dari 6 juta kali. Ini terjadi karena booming-nya investasi crypto periode 2020-2021, sehingga menciptakan hype di pasar ritel.
“Kami mampu menyelesaikan masalah pada pain points yang dihadapi oleh pengguna di Indonesia dengan menghadirkan platform investasi yang mampu menyederhanakan akses berinvestasi melalui user interface (UI) yang ramah, investasi dengan modal kecil mulai dari Rp11 ribu, biaya transparan, jual beli dan tarik aset crypto 24 jam,” papar Timo sapaan akrabnya dikutip dari siaran pers, Jumat 29 September 2023.
Tak hanya itu, kata Timo, peran aktif regulator yang sangat suportif mendukung kemajuan ekosistem investasi crypto di Indonesia membuat industri crypto dapat tumbuh dengan pesat, termasuk seiring naiknya aplikasi PINTU.
Berdasarkan, data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) per Agustus 2023, ada lebih dari 17 juta investor crypto di Indonesia. Puluhan juta investor itu jika dikalkulasikan nilai transaksinya telah mencapai Rp10,64 triliun atau meningkat sekitar 13,6% dari bulan Juli sebesar Rp9,37 triliun.
“Meski pertumbuhannya pesat, masih terdapat banyak sekali tantangan yang harus diselesaikan untuk meningkatkan akselerasi adopsi crypto di Indonesia lebih masif lagi,” paparnya.
Timothius menyebut Indonesia adalah pangsa crypto terbesar di Asia Tenggara. Oleh karenanya, ia meyakini industri crypto dan teknologi blockchain masih memiliki ruang luas untuk tumbuh lebih pesat lagi.
“Walaupun pasar crypto saat ini masih dalam fase bear market, bagi kami fase ini menjadi momentum untuk fokus membangun produk baru dan merekrut talenta-talenta terbaik di bidang crypto, blockchain, Web3 sebagai persiapan menyambut pasar bullish,” jelas Timo.
Untuk itu, Timo mengungkapkan, fokus perusahaan tidak hanya mencapai status sebagai startup unicorn melainkan kami ingin memberikan kemudahan akses investasi crypto bagi semua orang di Indonesia dan Asia Tenggara melalui aplikasi PINTU.
Financial technology atau fintech di Indonesia memiliki peranan penting dalam meningkatkan aksesibilitas masyarakat pada layanan keuangan yang beragam seperti peer-to-peer (P2P) lending, e-wallet, bank digital, hingga investasi pada saham maupun aset crypto.
Kemudahan masyarakat dalam mengakses berbagai layanan tersebut didorong oleh hadirnya ribuan startup layanan keuangan dengan inovasi-inovasi yang ditawarkan.
Berdasarkan laporan dari platform market intelligence Tracxn, per Juli 2023 terdapat 1.206 startup berbasis fintech di Indonesia dengan setidaknya ada 22 perusahaan yang menyandang status unicorn di Indonesia dalam kurun 10 tahun terakhir.
Sebagai informasi, AWS Cloud Day Indonesia adalah sebuah acara konferensi yang menghadirkan insight dari klien-klien AWS tentang inovasi-inovasi yang dilakukan. Gelaran AWS Cloud Day kali diadakan di The Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta.
Acara tersebut, juga membahas faktor-faktor pendorong pertumbuhan signifikan dalam pembayaran digital, pinjaman, dan investasi, hingga berbincang tentang prospek fintech di Indonesia di saat kondisi ekonomi makro saat ini.(*)