Agustus 2021, Lampung Deflasi 0,50 Persen

2021-09-02T12:58:13.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Yunike Purnama

harga-cabai-masih-tinggi-2
Cabai salah satu komoditas penyumbang deflasi di Lampung 2021. (Ismail Pohan/ TrenAsia)

Kabarsiger.com, BANDARLAMPUNG - Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Lampung pada Agustus 2021 mengalami deflasi yaitu sebesar 0,50% (mtm), lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi bulan  sebelumnya dan rata-rata inflasi bulan Agustus dalam 3 (tiga) tahun terakhir yang masingmasing mengalami inflasi sebesar 0,15% (mtm) dan 0,20% (mtm).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Budiharto Setyawan memaparkan, pencapaian tersebut juga lebih rendah dari capaian Nasional yang mengalami Inflasi sebesar 0,03% (mtm) dan Sumatera yang mengalami deflasi sebesar 0,19% (mtm).

Secara tahunan, inflasi Provinsi Lampung tercatat sebesar 1,29% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional dan Sumatera yaitu sebesar 1,59% (yoy) dan 1,83% (yoy).

Secara spasial, dibandingkan 90 kota perhitungan inflasi nasional, inflasi Kota Metro dan Bandar Lampung pada bulan Agustus 2021 tergolong relatif rendah masing-masing menempati urutan ke-84 dan ke-74.

"Dilihat dari sumbernya, deflasi pada bulan Agustus 2021 didorong oleh penurunan pada beberapa komoditas seperti sekolah menengah atas, cabai rawit, cabai merah, telepon selular, dan sekolah dasar dengan andil masing-masing sebesar -0,15 persen ; -0,12 persen ; -0,08 persen ; -0,06 persen; dan -0,05 persen.

Penurunan harga yang terjadi pada kelompok pendidikan yaitu untuk  komoditas sekolah menengah atas dan sekolah dasar didorong oleh adanya penyesuaian biaya  pendidikan akibat perubahan pola ajar dari tatap muka menjadi daring.

Di sisi lain, terdapat  penurunan harga pada komoditas aneka cabai yaitu cabai rawit dan cabai merah yang didorong oleh terjaganya pasokan akibat masuknya masa panen di tengah permintaan yang relatif menurun.

Sementara itu, komoditas telepon selular juga mengalami penurunan dipicu oleh mulai dipasarkannya varian telepon seluler terbaru sehingga distributor turut menurunkan harga varian  yang lama guna mendorong penjualan.

Meski demikian, deflasi yang lebih dalam pada periode Agustus 2021 tertahan oleh adanya inflasi pada sebagian komoditas di antaranya minyak goreng, angkutan udara, buah pir, nasi dengan lauk dan beras dengan andil masing-masing sebesar 0,08%; 0,01%; 0,01%; 0,01%; dan 0,01%.

Kenaikan harga pada komoditas minyak goreng disebabkan oleh masih berlanjutnya peningkatan harga komoditas CPO dunia sebagai bahan baku utama.

Sementara itu, peningkatan harga pada tarif angkutan udara didorong oleh adanya normalisasi harga pada  maskapai setelah sempat menurunkan tarif pada periode sebelumnya.

Di sisi lain,  peningkatan harga pada komoditas buah pir disebabkan oleh adanya peningkatan biaya distribusi akibat penerapan PPKM level 4 sehingga mendorong peningkatan harga. Selain itu, komoditas Nasi  dengan Lauk juga turut mengalami peningkatan harga sebagai dampak lanjutan peningkatan bahan baku, yaitu minyak goreng.

Adapun kenaikan harga pada komoditas beras didorong oleh masih terbatasnya pasokan akibat masuknya masa tanam gadu. (*)