AFPI UMKM Digital Summit, Buka Peluang Akses Pembiayaan

2023-09-22T16:33:53.000Z

Penulis:Yunike Purnama

Editor:Redaksi

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyelenggarakan 'AFPI UMKM Digital Summit 2023’.
Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyelenggarakan 'AFPI UMKM Digital Summit 2023’.

JAKARTA - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyelenggarakan 'AFPI UMKM Digital Summit 2023’ di Gedung Smesco, Jakarta.

Dalam acara tersebut, 1.000 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa langsung mendapatkan akses pembiayaan di platform fintech lending untuk meningkatkan skala usahanya.

AFPI UMKM Digital Summit 2023 yang digelar hari ini merupakan hasil kerja sama antara AFPI serta Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM). Acara ini mempertemukan para pelaku usaha kecil dengan penyedia platform fintech untuk berinteraksi, berkolaborasi, dan berbagi pengetahuan dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor UMKM di era digital.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyampaikan apresiasi kepada AFPI atas terselenggaranya AFPI UMKM Digital Summit 2023 yang dapat menghubungkan, memajukan dan mendukung perkembangan UMKM di Indonesia melalui pemanfaatan teknologi digital, khususnya layanan pendanaan dari fintech P2P lending.

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan porsi kredit perbankan bagi UMKM mencapai 30% pada 2024. Namun, menurut Teten, target tersebut akan sulit tercapai karena posisi porsi kreditnya saat ini baru sekitar 21%-22%.

Untuk itulah diperlukan pendekatan teknologi seperti yang dilakukan oleh fintech untuk menyalurkan pembiayaan kepada UMKM. Bahkan, di banyak negara saat ini kecenderungannya para pelaku usaha skala kecil adalah mencari solusi pembiayaan dengan teknologi digital.

“Di 145 negara sudah menerapkan credit scoring, tidak lagi menggunakan pendekatan colateral, agunan dalam bentuk aset dan lainnya. Konsep agunan juga berkembang sudah lagi tidak menggunakan asset. Kita terus dorong para pelaku UMKM harus go digital. Paling tidak, pencatatan keuangannya secara digital, sudah banyak aplikasinya sehingga nanti kalau dengan pendekatan credit scoring, kesehatan usaha pelaku UMKM, track record digitalnya bisa dideteksi,” kata Menteri Teten saat acara AFPI UMKM Digital Summit 2023.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan terdapat 3 isu besar dalam ekosistem digital yaitu yang pertama soal infrastruktur digital, kedua upskilling digital, dan ketiga adalah bagaimana penggunaan platform digital diantaranya untuk menyusun strategi, akses pasar dan pemanfaatan alat pembiayaan digital. 

“Proses digitalisasi harus diupayakan dengan kompetensi literasi digital yang mumpuni dalam pemanfaatan platform-platform yang ada. UMKM perlu memiliki keterampilan menggunakan sistem dan perangkat digital dan dalam penggunaan data, kemampuan membaca dan mengolah data sederhana untuk menganalisa pasar, dan yang terakhir, UMKM perlu memahami penggunaan produk teknologi finansial,” kata Budi Arie. 

Sekretaris Jenderal AFPI yang juga menjabat sebagai CEO Dompet Kilat, Sunu Widyatmoko mengatakan UMKM Digital Summit ini merupakan bentuk komitmen AFPI sebagai asosiasi penyelenggara fintech peer-to-peer (P2P) lending atau fintech pendanaan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan akses pembiayaan digital kepada pelaku UMKM. 

“Kami berterimakasih kepada semua pihak yang sudah mendukung terlaksananya UMKM Digital Summit 2023, khususnya kepada Kementerian Koperasi dan UKM dan para pendukung acara di antaranya Amartha dan Bank Negara Indonesia (BNI). Kita sama-sama berharap UMKM Digital Summit dapat menjembatani kebutuhan pelaku UMKM yang selama ini terkendala mendapatkan akses pembiayaan. Melalui digitalisasi, akses pembiayaan dari fintech dapat mudah tercapai, untuk itu perlu peningkatan pemahaman pelaku UMKM akan fungsi fintech ini yang turut mendukung bisnisnya untuk naik kelas,” kata Sunu. 

Sunu menambahkan penyelenggaraan UMKM Digital Summit 2023 ini merupakan wujud nyata peran AFPI terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi nasional, dimana dalam acara ini mempertemukan pemerintah, pelaku usaha, media dan UMKM membahas kebijakan pembiayaan secara digital terhadap UMKM.

Diharapkan melalui UMKM Digital Summit dapat mengatasi gap pembiayaan terhadap UMKM sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional melalui UMKM yang naik kelas dengan adanya akses pembiayaan yang terbuka luas. 

Lembaga riset EY Parthenon memproyeksikan total kebutuhan pembiayaan UMKM pada 2026 akan mencapai Rp 4.300 triliun dengan kemampuan supply hanya Rp 1.900 triliun. 

Artinya terdapat selisih atau gap sebesar Rp 2.400 triliun dari total kebutuhan pembiayaan. Permintaan beserta supply bertumbuh dengan laju pertumbuhan yang hampir sama, yakni rata-rata pertahun sebesar 7,2% periode 2022-2026. Hal ini menyebabkan selisih pembiayaan juga bertumbuh dengan laju 7% per tahun, sehingga gap akan terus melebar dikarenakan laju pertumbuhannya yang terus berjalan. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai outstanding pinjaman fintech p2p lending pada Juli 2023 sebesar Rp 55,98 triliun. Angka ini termasuk pembiayaan terhadap UMKM di Tanah Air yang terus mengalami peningkatan dari beberapa periode sebelumnya. 

Adapun secara keseluruhan, total pinjaman yang telah disalurkan fintech P2P lending di Indonesia sejak 2018 hingga Juli 2023 mencapai Rp 657,85 triliun. 

Kepala Bidang Humas AFPI sekaligus CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengatakan terkait dengan pembiayaan UMKM, dari riset AFPI bersama EY Parthenon yang mengelompokkan UMKM menjadi 4 klaster segmentasi, memungkinkan pemahaman yang lebih luas tentang perilaku UMKM, serta memungkinkan kebijakan dan penetrasi pembiayaan yang lebih akurat di masa depan. 

“Dengan memahami profil pembiayaan yang berbeda di setiap daerahnya, maka lembaga keuangan termasuk anggota AFPI dapat mengetahui potensi pendanaan yang dapat disalurkan. Dengan demikian segmentasi klaster UMKM ini dapat menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dalam merumuskan inisiatif kebijakan utama yang sesuai dengan profil daerah masing-masing,” kata Andi Taufan. 

Andi Taufan mengatakan dalam UMKM Digital Summit 2023 ini menghadirkan 1000 pelaku UMKM dan sejumlah penyelenggara fintech pendanaan sehingga memudahkan para pelaku usaha kecil untuk mengakses pembiayaan. 

“Kami berharap ajang UMKM Digital Summit 2023 ini bermanfaat bagi pelaku UMKM dalam hal menjawab kesulitannya untuk mengakses pembiayaan karena di acara ini AFPI menyediakan Get Fund Area yang diisi oleh 20 penyelenggara fintech pendanaan anggota AFPI. Jadi mereka bisa langsung bertemu dan berinteraksi untuk pembiayaan,” kata Andi. 

Bahkan, di acara UMKM Digital Summit 2023 ini AFPI juga mengadakan Get Fund Competition, yaitu kompetisi bagi UMKM pilihan Kementerian Koperasi dan UKM untuk berkesempatan mendapatkan pendanaan dari anggota AFPI. 

Akan ada 10 UMKM yang terpilih untuk melakukan presentasi mengenai bisnis mereka, selanjutnya 3 bisnis terpilih berkesempatan untuk mendapatkan grand prize dengan total hadiah Rp 80 juta.

MoU Credit Scoring UMKM

Dalam acara UMKM Digital Summit 2023 ini, AFPI bersama Smesco menandatangani nota kesepahaman atau MoU tentang kolaborasi membangun credit scoring bagi UMKM. 

Smesco menyediakan konfirmasi Know Your Customer (KYC) UMKM, dan konfirmasi kegiatan usaha kepada AFPI. AFPI menyediakan opsi pendanaan dari anggota kepada UMKM. 

Penandatanganan dilakukan oleh Sekjen AFPI Sunu Widyatmoko dan Presdir Smesco Leonard Theosabrata, disaksikan oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi serta Ketua Bidang Humas AFPI Andi Taufan G. Putra.(*)