Saham
Penulis:Yunike Purnama
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup positif di level 6.880 atau menguat 2,1% dalam seminggu terakhir pada akhir perdagangan Jumat, 21 Juni 2024.
Pada perdagangan Kamis (20/6) dan Jumat (21/6) lalu IHSG mengalami kenaikan signifikan setelah koreksi yang terjadi dalam 2 minggu terakhir.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas ( IPOT ) Dimas Krisna Ramadhani menegaskan saat ini IHSG masih belum mampu untuk kembali ditutup di atas MA20, sehingga masih dalam trend penurunan yang terjadi dalam 2 bulan terakhir.
"Support minor IHSG saat ini di level 6.750. Apabila IHSG kembali berada di bawah level tersebut maka berpotensi untuk terus mengalami koreksi hingga level 6.650 yang merupakan area support secara historikal, indikator Fibonacci, dan juga MA200 weekly," terangnya di Jakarta pada Senin, 24 Juni 2024.
Penguatan IHSG pada pekan lalu (17-21 Juni 2024) ditopang oleh 2 top gainers IDX Infrastructure yang naik 5,21% dalam sepekan kemarin yang disebabkan kenaikan saham BREN sebesar 16% selama seminggu terakhir dan IDX Financial yang dalam sepekan kemarin naik sebesar 2,68% yang disebabkan kenaikan saham big banks (BBCA, BMRI, BBRI, BBNI).
Sementara itu IHSG masih tersandera 2 top losers yakni IDX Property yang melemah 0,99% selama seminggu terakhir, setelah pandangan Gubernur The Fed yang menyampaikan bahwa kemungkinan penurunan suku bunga di tahun ini hanya akan turun sebanyak 1x pada FOMC terakhir di tanggal 13 Juni lalu dan IDX Consumer Non-Cyclical yang menurun sebesar 0,29% dalam sepekan terakhir. Penurunan disebabkan salah satunya oleh saham UNVR yang mengalami penurunan sebesar 6,5% selama seminggu kemarin.
Pergerakan IHSG pada minggu lalu dipengaruhi oleh sejumlah sentimen yakni RDG Bank Indonesia yang pada Kamis lalu memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga di level yang sama (6,25%). Keputusan ini konsisten dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam target 2,5% plus-minus 1% pada 2024 dan efektivitas dalam menjaga aliran masuk modal asing.
Sentimen berikutnya yakni revisi kebijakan FCA atau Papan Pemantauan Khusus. Dari total 11 kriteria, revisi kebijakan FCA yang baru berlaku ini menekankan perubahan pada 4 kriteria yang sudah ada sebelumnya. Salah satunya kriteria nomor 10 mengenai "Dikenakan penghentian sementara perdagangan Efek selama lebih dari 1 (satu) hari bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan".
Sentimen terakhir yakni rebalancing Indeks FTSE. AMMN menjadi saham yang menerima inflow terbesar pada rebalancing kuartalan kemarin, setelah kegagalan BREN untuk masuk ke dalam indeks FTSE karena masuknya BREN ke PPK pada saat pengumuman rebalancing ini dikeluarkan.
Terkait perdagangan minggu ini 24-28 Juni 2024, Dimas mengimbau para trader untuk memerhatikan sejumlah sentimen yang akan memengaruhi pergerakan IHSG. Sentimen pertama yakni aliran masuk (inflow) dana asing ke IHSG. Pergerakan indeks sangat berkorelasi dengan aksi jual atau beli investor asing di IHSG.
"Jika kita lihat selama perdagangan minggu lalu, asing mencatatkan inflow di pasar regular IHSG sebesar Rp290 miliar. Jumlah ini memang relatif kecil dalam seminggu, meskipun ada rebalancing FTSE.”
Ia menambahkan meskipun investor asing melakukan inflow di IHSG di minggu lalu, namun hal ini masih perlu untuk terus dipantau hingga beberapa minggu kedepan. Apakah asing akan terus melakukan akumulasi di IHSG setelah distribusi yang terjadi dalam 3 bulan terakhir atau justru kembali melanjutkan penjualan yang sudah dilakukan sebelumnya.
Total penjualan investor asing sejak 27 Maret 2024 (IHSG mulai mengalami penurunan) sampai dengan saat ini adalah sebesar Rp34,2 triliun. Ini adalah nominal yang sangat besar dan menjadi alasan dari penurunan yang terjadi di IHSG.
"Salah satu emiten yang menarik terkait sentimen inflow asing adalah PGAS yang mengalami inflow dari investor asing sebesar Rp85 Miliar dan breakout dari sideways-nya pada minggu lalu," terangnya.
Sentimen berikutnya yakni pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar. Nilai tukar Rupiah terus mengalami pelemahan ke level 16.445 sepanjang minggu lalu yang merupakan level terendah sejak pandemic 2020 silam. Sejak BI meningkatkan suku bunga acuan pada April lalu, Rupiah mengalami pelemahan terhadap USD sebesar 3,6%.
Dimas menjelaskan penguatan USD terhadap IDR ini berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan yang basis usahanya import, karena profitabilitas yang berkurang akibat selisih kurs yang terjadi. Faktor fundamental ini juga yang menjadi katalis terhadap pergerakan IHSG kedepannya.
Sentimen terakhir yang perlu dicermati yakni Core PCE AS bulan Mei. Pada Jumat mendatang AS akan mengumumkan data ekonomi yang selama ini dijadikan acuan bagi The Fed dalam memutuskan tingkat suku bunga yaitu, Core PCE AS bulanan untuk bulan Mei. Indeks Harga Pengeluaran Personal Inti bulan Mei diprediksi akan mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,1% atau lebih kecil dari capaian bulan sebelumnya yang sebesar 0,2%.
Berkaca pada data-data ekonomi dan sentimen potens inflow asing ke IHSG, PT Indo Premier Sekuritas yang berkomitmen mengedukasi masyarakat untuk mulai belajar investasi tanpa registrasi dengan #PakeAjaDulu IPOT dan terus mengupdate rumor seputar saham-saham berpotensi di IPOT Buzz, merekomendasikan 3 saham ini untuk trading pada mingau ini hingga Jumat, 29 Juni 2024.
1. Buy PGAS (Support 1.470, Resist 1.600). Emiten ini breakout dari sideways disertai dengan lonjakan volume dan inflowdari investor asing sebesar Rp85 miliar di minggu lalu. Emiten ini masih mempertahankan uptrend yang terjadi sejak 3 bulan terakhir meskipun penurunan yang terjadi pada 10 Juni lalu karena sentimen dividen.
2. Buy on Breakout JPFA (Support 1.380, Resist 1.680). Emiten ini melanjutkan kenaikan jangka menengahnya dengan breakout chart pattern bullish flag pada perdagangan 19 Juni lalu.
3. Buy PANI (Support 4.710, Resist 5.200). Emiten ini memiliki risk to reward yang menarik karena dekat dengan area support MA200 yang berada di level 4.710. Batasi risiko dengan stop loss apabila PANI tutup dibawah level tersebut. (*)