Penulis:Yunike Purnama
Editor:Redaksi
JAKARTA - Bulan Agustus tahun 2023 ini tidak hanya diperingati sebagai HUT RI saja, tapi juga ada festival yang spesial bagi masyarakat Tionghoa yaitu Festival Bulan Hantu. Dalam tradisi atau legenda masyarakat Tionghoa, Bulan Hantu terjadi pada bulan lunar ketujuh.
Dipercaya setiap tahun pada hari pertama bulan ketujuh, pintu neraka akan terbuka lebar dan hantu akan keluar sampai pintu gerbang ditutup pada tanggal 30 bulan tersebut. Oleh karena itu, demi keselamatan baik hantu maupun manusia, masyarakat Tionghoa memiliki tradisi melakukan berbagai ritual sebagai tindakan preventif.
Seperti yang dilansir dari berbagai sumber, kebanyakan orang di Tiongkok kuno percaya dengan adanya hantu dan dewa. Mereka memiliki legenda di mana siapapun yang meninggal secara normal dapat bereinkarnasi sementara seseorang yang bersalah atau mati secara tidak sengaja akan menjadi hantu yang berkeliaran di dunia fana.
Tidak hanya itu, beberapa roh jahat bahkan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengganggu jiwa yang hidup dan dipercaya menyebabkan kematian mereka dalam bencana dan kecelakaan. Akibatnya, seseorang yang mati mendadak selama periode ini dianggap telah dibawa pergi oleh hantu.
Orang-orang Tionghoa memiliki kepercayaan bahwa mengadakan upacara pengorbanan untuk roh-roh ini akan membantu mencegah mereka dari neraka dan menghindari gangguan. Oleh karena itu, orang Tionghoa akan mengadakan upacara pengorbanan dan membakar uang di pinggir jalan pada bulan tersebut.
Tidak hanya itu, karena upacara pengorbanan ini memiliki makna berdoa untuk keselamatan, masyarakat Tionghoa juga ada yang mengundang rombongan teater untuk bermain untuk dewa dan menjamu tamu di sebuah jamuan terbuka.
Masyarakat Tionghoa percaya bahwa di Bulan Hantu roh jahat mencapai puncaknya. Menurut legenda, kambing hitam, anak-anak, orang lanjut usia, orang lemah atau sensitif tidak boleh keluar saat malam hari. Hal ini dilakukan agar mereka tidak diserang oleh roh jahat.
Selain itu, mereka juga menjauhkan diri dari memasuki air terutama laut. Beberapa orang juga sering membawa barang-barang untuk menghindari roh jahat seperti jimat, garam kasar, beras ketan, dan sebagainya.(*)