Tips
Penulis:Yunike Purnama
Editor:Yunike Purnama
BANDARLAMPUNG - Menjadi seorang freelancer, berarti kamu juga harus siap menurunkan gengsimu dalam mencari job. Hal ini tentu berbeda dengan "jual murah", ya!
Selain menguasai kemampuan dalam suatu bidang terkait, seorang freelancer juga dituntut untuk mampu memasarkan dirinya sendiri agar bisa menarik perhatian calon klien. Lantas, bagaimana ciri sosok freelancer yang digemari oleh para klien itu?
Langsung aja kita tengok sederet inspirasinya di bawah ini, yuk!
Bagaimana klien akan mendatangimu kalau sikapmu saja sudah dingin sejak awal? Kamu barangkali tak langsung menolak tawaran kerja sama dari mereka. Namun, bahasa tubuhmu menunjukkan penolakan secara tidak langsung.
Kamu tak terlihat antusias, bahkan, seperti menggantung keputusan yang seharusnya lekas kamu berikan. Misalnya dengan kamu mengatakan, "lihat nanti saja, deh." Lalu, setelah itu kamu tak lagi memberikan kabar lagi.
Ini soal pekerjaan, lho! Bukan sekadar ajakan pergi bermain. Pekerjaan adalah jalan rezeki baik untukmu maupun untuk calon klien. Kamu bebas saja bila hendak menghambat jalan rezekimu sendiri, tetapi tentu orang lain tidak suka diperlakukan demikian.
Bukannya kamu tak ada keinginan untuk meningkatkan skill. Tentu kamu secara otomatis akan terus belajar dan berlatih untuk hal itu sebagai seorang freelancer. Tapi, di saat yang sama kamu juga tidak mau membohongi atau memberikan harapan palsu pada klienmu.
Dengan mengakui bahwa kamu tidak mampu mengerjakan proyek yang ditawarkan, awalnya klienmu memang pergi. Kamu tidak menjawab kebutuhannya saat ini. Namun, jangan khawatir! Dengan kamu memperjelas bidang kemampuanmu, suatu saat ia bakal kembali dengan tawaran kerja sama yang lebih sesuai.
Ia menghargai kejujuranmu dan justru akan memasukkan namamu dalam daftar hitam kalau kamu hanya memberikan janji-janji palsu. Sebab, sikap tidak jujur seperti itu bakal menjadi kendala besar dalam bentuk kerja sama apapun.
Sebagian besar calon klienmu biasanya berlomba dengan waktu. Oleh karena itu, mereka akan merasa sangat terbantu apabila kamu cepat menangkap apa-apa yang menjadi keinginannya. Faktor ini juga menunjukkan kalau kamu telah punya cukup pengalaman di bidang tersebut.
Sebaliknya, bila kamu lambat sekali dalam memahami tugas yang diberikan, mereka pun jadi ragu dengan kemampuanmu. Selain lelah menjelaskan, calon klienmu pun waswas kalau-kalau pekerjaan kamu berantakan, bahkan, tidak selesai.
Jangan sekali-kali mengaku ahli dalam bidang tertentu kalau tenggat pekerjaan saja selalu lolos. Inilah alasannya mengapa sejak awal kamu perlu mempertimbangkan dan mendiskusikan tenggat atau deadline pekerjaan yang ditawarkan oleh klien.
Jangan asal menyetujui pekerjaan dengan tenggat yang terlalu mepet. Bila akhirnya kamu gagal memenuhinya, klienmu sudah tak ada waktu lagi untuk mencari orang lain yang mampu menyelesaikannya.
Sekalipun kamu sebenarnya lebih nyaman bekerja secara individual, kamu tetap harus dapat beradaptasi dengan tim. Begitu pula sebaliknya.
Terbiasa bekerja dengan tim jangan malah bikin kamu kehilangan kepercayaan diri ketika ada klien yang menghendaki suatu tugas hanya diselesaikan olehmu. Misalnya menyangkut kerahasiaan atau agar biayanya yang dikeluarkan klien lebih rendah daripada dikerjakan secara berkelompok.
Apabila kelima poin di atas sudah kamu miliki, perlahan-lahan kamu pasti mulai gak merasakan yang namanya sepi job, nih! Sampai-sampai bukan kamu yang mencari pekerjaan, melainkan pekerjaanlah yang mencari-cari kamu. Makin tekunilah sederet inspirasi sebagai seorang freelancer yang digemari klien ini, ya!(*)