Simak Rahasia Ingreen Hidroponik Tetap Bertahan di Tengah Persaingan

Eva Pardiana - Minggu, 01 Agustus 2021 11:37
Simak Rahasia Ingreen Hidroponik Tetap Bertahan di Tengah PersainganSetiaji Bintang Pamungkas, pemilik Ingreen Hidroponik saat memanen pakcoy di kebun miliknya di kawasan Hajimena, Lampung Selatan. (sumber: KabarSiger)

Kabarsiger.com, Bandarlampung – Bisnis sayuran hidroponik mulai menjadi tren di Indonesia sejak pandemi Covid-19 melanda. Permintaan sayuran hidroponik meningkat seiring kesadaran masyarakat menjalankan pola hidup sehat untuk menjaga imunitas tubuh.

Melihat potensi pasar yang menjanjikan, pelaku usaha sayuran hidroponik makin menjamur, termasuk di Bandarlampung. Di tengah lesunya geliat ekonomi akibat hantaman pandemi, banyak yang mencoba peruntungan dengan menjadi petani sayuran hidroponik, mulai dari skala rumahan, hingga skala besar.

Setelah lebih dari satu tahun pandemi berlangsung, tak serta merta membuat bisnis sayuran hidroponik terus menanjak. Beberapa pelaku usaha ini justru harus gulung tikar karena ketatnya persaingan dan permintaan yang perlahan terus menurun.

Mempertahankan bisnis memang jauh lebih sulit dibandingkan saat memulainya. Butuh strategi khusus agar usaha tetap bertahan dan pelanggan tetap setia. Seperti yang dilakukan oleh Ingreen Hidroponik, kebun mungil di atap rumah yang berada di kawasan Perumahan Bataranila, Hajimena, Natar, Lampung Selatan.

Ingreen Hidroponik (@ingreen.hidroponik) dirintis sejak medio 2019, sebelum pandemi Covid-19. Hingga kini Inggreen Hidroponik tetap eksis. Hasil panennya selalu dinanti para pelanggan setia. Mau tahu apa saja kiat Ingreen Hidroponik mempertahankan bisnisnya? Simak hasil wawancara KabarSiger dengan Setiaji Bintang Pamungkas pemilik Ingreen Hidroponik beberapa waktu lalu.

Berapa luas kebun dan hasil produksi Ingreen Hidroponik saat ini?

Kami memulai bisnis ini dari skala kecil dulu. Sebelum pandemi kita coba jualan yang sedikit, ada 200 lubang tanam yang kita jual lewat platform media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan Whatsapp. Ternyata peminatnya cukup tinggi. Saat sudah banyak permintaan, baru kita tambah lagi lubang tanamnya, begitu seterusnya.

Saat ini lahan yang kami miliki seluas  4 x 7 meter dengan total 1.000 lubang tanam. Hasil produksi mininal 50 kg sayuran dalam sekali panen.

Apa rahasia Ingreen Hidroponik mempertahankan pelanggan setia?

Tetap pertahankan harga yang sesuai, jangan aji mumpung walau permintaan tinggi. Ada beberapa pelaku bisnis yang mulai menaikkan harga saat permintaan naik. Itu bisa membuat konsumen lari. Walau marginnya menggiurkan saat harga dinaikkan, tapi itu akan mengganggu loyalitas konsumen. Untung sedikit tapi berkelanjutan, itu kuncinya.

Konsistensi menyapa pelanggan juga penting. Adakalanya stok produk habis, jangan ragu untuk menginformasikannya ke pelanggan. Jangan sampai ghosting pelanggan, itu bisa buat konsumen kabur. Nanti saat kita tawarkan lagi dia sudah malas atau bahkan lari ke penjual yang lain.

Konsistensi juga diperlukan dalam hal branding. Media sosial yang digunakan harus selalu di maintenance. Kita harus rajin menunjukkan aktivitas di kebun. Hal itu akan menimbulkan trust ke konsumen kalau kita serius mengembangkan bisnis  sayuran hidroponik ini.

Pengembangan bisnis apa yang dilakukan untuk memperluas pangsa pasar?

Selain menjual hasil panen. Kami juga mencoba menawarkan paket edukasi berupa starter pack hidroponik ke masyarakat yang lebih luas. Ini juga jadi salah satu strategi kami untuk tetap bertahan di tengah pandemi. Apalagi saat ini orang-orang lebih banyak di rumah. Pas banget untuk mengedukasi menciptakan ketahanan pangan secara mandiri seperti yang digagas pemerintah. Anggota keluarga dapat sama-sama belajar membudidayakan tanaman pangan di rumah dengan sistem hidroponik.

Strategi apa yang dilakukan agar bisa memenuhi permintaan konsumen secara berkelanjutan?

Kami lakukan panen secara berkala untuk menjaga ketersediaan sayuran. Pola panen harus diatur, misal ada lima meja, meja pertama panen minggu pertama, meja kedua panen minggu kedua dan seterusnya.

Anda juga kerap membagikan konten promosi berupa komik, apa itu bagian dari strategi?

Dari SD saya memang suka menggambar, khususnya komik. Awalnya coba bikin konten promosi produk sendiri, ternyata oke juga. Sekarang kami buat akun Instagram sendiri namanya @ibroh.komik. Ini kami gunakan sebagai sarana untuk mengedukasi masyarakat, sarana dakwah, sekaligus membantu teman-teman UMKM lain mempromosikan produknya secara gratis.

Apa tantangan yang dihadapi dalam menjalankan usaha ini?

Bagi kami kendalanya di manajemen waktu. Karena sampai saat ini saya mengelola Ingreen Hidroponik sambil bekerja (redaktur di salah satu media massa). Saya harus pintar-pintar atur waktu untuk menyemai, cek nutrisi, cek air di tandon. Itu sering lalai, air habis karena lupa mengisi. Sementara kebun di atas rumah kadang terlalu lelah untuk cek ke atas. Kadang juga air penuh, tapi nutrisinya tidak terpenuhi. Kelalaian semacam itu kadang membuat tanaman tumbuh tidak maksimal bahkan mati.

Apa rencana pengembangan bisnis ke depan?

Selain menjual langsung hasil panen, kami berencana menjual produk turunan berbahan dasar sayuran agar konsumen memiliki pilihan produk pangan sehat yang beragam.

Kami juga akan terus berupaya meningkatkan kualitas dan hasil produksi agar bisa menjajaki kerjasama dengan kafe, restoran jepang atau korea, rumah makan ayam geprek untuk menyuplai sayuran segar, seperti selada dan pakcoy.

Ke depan Ingreen Hidroponik punya mimpi memberdayakan pesantren melalui kerjasama kemitraan agar pesantren bisa menjadi sentra produksi sayuran hidroponik. Kalau Allah izinkan, kami ingin memperluas pasar hingga menjangkau pasar nasional hingga internasional. (*)

Editor: Eva Pardiana

RELATED NEWS