Waskita Karya Sudah Jual 4 Tol Senilai Rp6,8 Triliun, Masih Ada 5 Ruas Lagi
Eva Pardiana - Jumat, 08 Oktober 2021 15:27JAKARTA – Hingga saat ini, emiten konstruksi pelat merah, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) telah menjual atau menyelesaikan proses divestasi empat ruas tol.
Divestasi adalah pengurangan pada beberapa jenis aset dalam bentuk uang atau barang. Ini biasa dilakukan oleh perseroan untuk mengembangkan bisnis.
Adapun empat ruas tol yang berhasil dilakukan divestasi tersebut, yakni ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi senilai Rp824 miliar pada April 2021. Kemudian, ruas Batang-Semarang dan Cinere-Serpong diselesaikan pada Juni 2021 dengan dana yang diraup mencapai Rp3,57 triliun.
Terbaru, WSKT melakukan divestasi atas ruas Cibitung – Cilincing senilai Rp2,44 triliun pada 1 Oktober 2021. Aksi ini dilakukan melalui anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR) dengan melepas seluruh kepemilikan saham sebanyak 1.386.131 saham kepada PT Akses Pelabuhan Indonesia (API).
Nilai transaki jual beli saham ini setara dengan 16,21% dari ekuitas Waskita yang sebesar Rp16,49 triliun per Maret 2021. Sementara itu, apabila dihitung dari ekuitas WTR, nilai transaki ini setara 12,22% dari Rp21,87 triliun per Maret 2021.
Diketahui, ruas tol Cibitung – Cilincing sendiri menjadi bagian dari Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2 sepanjang 34,76 km. Ruas tol ini diklaim bakal terkoneksi dengan Jalan Tol Cimanggis – Cibitung dan Jalan Tol Akses Tanjung Priok.
Adapun targetnya, secara keseluruhan ada sembilan ruas tol yang akan dijual oleh Waskita. Selain empat yang sudah dilaksanakan, sisanya adalah, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi- Parapat, Bogor-Ciawi-Sukabumi, Depok-Antasari, Pemalang-Batang, dan Krian-Legundi-Bunder-Manyar.
Sebagai informasi, sejak 2014 divestasi yang telah dilakukan WSKT mencapai Rp10,31 triliun. Meskipun demikian, perseroan tetap menanggung beban keuangan yang berat. Selama tiga bulan pertama 2021, perseroan menelan rugi bersih sebesar Rp46,09 miliar.
Kendati per semester I-2021 berhasil membukukan laba Rp41 miliar, tetapi pendapatan perseroan turun hingga 41,2% year-on-year (yoy) menjadi Rp4,7 triliun. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama 2020 sebesar Rp8 triliun.
Total liabilitas juga naik, dari Rp89 triliun per akhir 2020 menjadi Rp89,7 triliun pada periode ini. Sementara itu, utang jangka pendek WSKT tercatat sebesar Rp28,8 triliun per semester I-2021. (*)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Aprilia Ciptaning pada 08 Oct 2021