Wapres: Pertanian Tulang Punggung Ekonomi Nasional, Tapi Petani Masih Miskin
Eva Pardiana - Senin, 13 September 2021 16:37JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma’ruf Amin mengatakan meskipun di tengah tekanan akibat pandemi Covid-19, sektor pertanian mampu menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional. Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang tahun 2020 sektor pertanian mampu tumbuh 1,75%.
“Pertumbuhan itu terjadi ketika banyak sektor (lain) justru terkontraksi,” ujar Ma’ruf Amin pada acara Penganugerahan Penghargaan Bidang Pertanian Tahun 2021 yang digelar di Istana Wapres, Jakarta, Senin (13/9/2021).
Padahal, lanjut Wapres, tantangan yang dihadapi sektor pertanian pun tidak mudah. Bahkan sejak awal pandemi, Food and Agriculture Organization (FAO) telah memperingatkan bahwa pandemi berpotensi menyebabkan krisis pangan global.
"Pandemi dikhawatirkan akan berimplikasi pada kebijakan pangan masing-masing negara dan kemampuan produksi mereka,” ujarnya.
Lebih jauh, Wapres menuturkan tujuan pembangunan pertanian di tanah air yang telah ditetapkan pemerintah meliputi tiga hal, yaitu pemenuhan kebutuhan pangan rakyat, peningkatan kesejahteraan petani, dan peningkatan ekspor.
“Terkait pemenuhan kebutuhan pangan rakyat Indonesia, alhamdulillah pemerintah masih bisa menjamin ketersediaan sebelas komoditas utama bagi 273 juta jiwa masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Wapres pun menegaskan produksi beras nasional dalam dua tahun terakhir ini sangat menjanjikan. Hingga minggu ketiga Agustus 2021, stok beras mencapai 7,6 juta ton.
“Kondisi kondusif stok pangan di dalam negeri pun diikuti dengan terus meningkatnya kinerja ekspor pertanian,” imbuhnya.
46,3% Rumah Tangga Miskin dari Sektor Pertanian
Merujuk laporan BPS, kata Wapres, total ekspor pertanian periode Januari-Juli 2021 mencapai 2,24 miliar dolar AS atau meningkat 8,72% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2021, lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (yakni) sebesar 29,59%,” jelasnya.
Dengan demikian, lapangan kerja di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,36% dibandingkan penyerapan pada Februari 2020 (29,23%).
Namun, Wapres menyayangkan kehidupan para petani terutama untuk tanaman pangan, seperti padi, masih jauh dari berkecukupan.
“Berdasarkan data BPS tahun 2020 menurut sumber penghasilan utama, jumlah rumah tangga tergolong miskin di Indonesia sebagian besar berasal dari sektor pertanian, yaitu 46,3%. Dengan demikian, peningkatan kesejahteraan petani masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah yang harus diselesaikan,” ungkapnya.
Untuk itu, Wapres berharap inovasi dan terobosan melalui antara lain reformasi pertanian, intensifikasi produksi, dan peningkatan akses pasar, menjadi upaya nyata yang harus diimplementasikan pelaksanaannya di lapangan secara konsisten untuk mewujudkan kesejahteraan petani. (EP)