TOSS Klungkung Patut Jadi Percontohan Pengolahan Sampah

Amalia - Jumat, 21 Mei 2021 11:45
TOSS Klungkung Patut Jadi Percontohan Pengolahan Sampah Tim dari Direktorat Lingkungan Hidup, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas melakukan kunjungan kerja ke fasilitas pengolahan sampah komunal TOSS, Klungkung, Bali. (sumber: Bappenas)

BALI, WongKito.co - Salah satu aksi pembangunan rendah karbon dan pengurangan emisi Gas Rumah Kaca/GRK di sektor limbah/sampah yang patut ditiru daerah lain yakni keberadaan Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) di Klungkung Bali.

TOSS adalah babak baru pengolahan sampah berbasis masyarakat (komunal) yang dapat menjadi alternatif solusi pengolahan limbah, khususnya sampah yang dihasilkan dari rumah tangga. 

Dengan menghasilkan pelet yang dapat digunakan sebagai bahan baku kompor biomassa dan lebih jauh lagi sebagai bahan bakar campuran (co-firing) pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), TOSS sangat aplikatif diimplementasikan baik di tingkat kota/kabupaten maupun desa.

Selain dapat mengurangi timbulan sampah ke TPA, TOSS komunal tingkat desa juga dapat meningkatkan mutu kehidupan sosial, menciptakan lapangan kerja, baik wanita maupun pria, dan keseimbangan lingkungan yang hijau, bersih, dan nyaman. Dengan kata lain, TOSS sangat bermanfaat ditinjau dari aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial.

Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Medrilzam mengapresiasi dan mendukung kelembagaan TOSS Klungkung, Bali ini. Mengusung konsep listrik kerakyatan, menurutnya, TOSS sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia dengan jumlah desa mencapai 83.820 (BPS, 2019).

Dengan besarnya timbunan sampah di Indonesia, TOSS dapat menjadi solusi mikro di tingkat desa dengan partisipasi masyarakat setempat. Harapannya, TOSS dapat berkontribusi signifikan dalam capaian program prioritas pembangunan rendah karbon serta peningkatan kualitas lingkungan hidup yang sudah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

“Pengelolaan limbah rumah tangga berbasis masyarakat ini terbukti efektif mengurangi timbulan sampah di tingkat desa. Kami berharap, TOSS akan jadi role model untuk pengelolaan sampah di tingkat hulu dan direplikasi tidak hanya di Bali, tetapi juga di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Terlebih, lanjutnya, TOSS bisa memakmurkan penduduk sekitar dengan model kerja pilah dan proses sampah yang menghasilkan pelet sebagai bahan bakar gasifier, daur ulang plastik, pupuk organik (ozaki), serta kompos (bio gold dan curah) yang kesemuanya bisa menciptakan ekonomi sirkular dan mengurangi emisi GRK.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian PPN/Bappenas terus mendorong Pemerintah Daerah untuk memasukkan ekonomi hijau dan rendah karbon ke dalam Rencana Pembangunan Daerah. Dengan begitu diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan kegiatan Ekonomi. (tri)

Bagikan

RELATED NEWS