Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Perkotaan dengan Peduli Keanekaragaman Hayati
Eva Pardiana - Senin, 23 Mei 2022 08:42WILAYAH perkotaan identik dengan kepadatan penduduk, bangunan, dan aktivitasnya yang padat. Padahal, berdasarkan data, banyak potensi keanekaragaman hayati yang terdapat di ruang terbuka hijau di daerah perkotaan.
Misalnya, berdasarkan hasil pantauan Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI di sebagian besar RTH di Jakarta pada 2018, diketahui terdapat potensi keanekaragaman hayati, yaitu 7 jenis jamur makro, 651 jenis flora, 40 jenis capung, 29 jenis kupu-kupu, 40 jenis herpetofauna,130 jenis burung, dan 8 jenis mamalia. Oleh karena itu, kegiatan pengamatan keanekaragaman hayati menjadi sangat penting untuk dilakukan secara rutin.
- Peluang Investasi, Investor Tak Harus Khawatir Sell In May
- Makin Mudah, Beli Paket Smartfren Unlimited Bisa lewat Facebook
- Telkomsel Gelar Konferensi The NextDev Summit 2022, Dukung Kemajuan Ekosistem Digital
Data hasil pengamatan akan diberikan kepada pihak berkepentingan seperti pemerintah daerah. Advokasi seperti ini penting untuk terus dilakukan terutama oleh generasi muda. Semua pihak harus tahu, bahwa keanekaragaman hayati memiliki fungsi ekologis yang sangat vital bagi kelangsungan hidup masyarakat perkotaan. Mereka berfungsi sebagai pengatur iklim mikro, penahan angin, indikator udara, dan air bersih sebagai penyerbuk dan lain-lain.
Hal ini senada dengan tema Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia 2022, yaitu Building a shared future for all life. Tema ini mengajak semua manusia yang hidup di bumi di bagian manapun termasuk perkotaan untuk turut melindungi keberlangsungan keanekaragaman hayati.
Semangat yang bisa diterapkan oleh pemerintah kedepannya dalam membangun ruang terbuka hijau dengan memperhatikan fungsi ekologi. Pembangunan RTH di perkotaan harus berbasis keanekaragaman hayati yang mendorong interaksi alami antar fauna dan flora sesuai fungsinya di habitat.
Misal, terdapat jamur yang menjalankan fungsi dekomposer, tumbuhan penyedia bunga untuk sumber makanan kupu-kupu dan lebah, tumbuhan buah-buahan sebagai penarik kehadiran burung, serasa sebagai tempat serangga tanah, dan lahan basah sebagai tempat berkembang biakherpetofauna, dan lain-lain. (*)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Panji Asmoro pada 23 May 2022