Talk Show Lampung Economic Update, Bahas Pengembangan Bangkitkan Komoditas Lada
Redaksi - Jumat, 24 Februari 2023 14:12BANDAR LAMPUNG - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi membuka kegiatan Seminar Lampung Economic Update dan Talk Show “Mengembalikan Kejayaan Lada Lampung Si Mutiara Hitam dari Sai Bumi Rua Jurai”, di Hotel Emersia pada Kamis, 23 Februari 2023.
Kegiatan yang dihadiri Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Budiyono, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Lampung Bambang Hermanto, Anggota DPR RI Komisi XI Junaidi Auly, Ela Siti Nuryamah, dan Anggota DPD RI Abdul Hakim tersebut dimulai dengan pemaparan Lampung Economic Update dengan tema Menuju Fase Endemik di Tengah Resiko Ketidakpastian Global, oleh Ekonom Senior Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Tri Setyoningsih yang memaparkan Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Lampung triwulan IV tahun 2022 serta prospek perkonomian Lampung kedepan tahun 2023.
Provinsi Lampung memiliki banyak komoditi unggulan dalam bidang pertanian, yang diharapkan dapat membangkitkan perekonomian Lampung di masa depan.
- Terapkan ESG, BRI Sabet 2 Penghargaan Internasional The Asset Triple A
- Kredit Perbankan Diproyeksi Tumbuh hingga 12 Persen Sepanjang 2023
- Wujudkan Transformasi Digital dengan Ketahanan dari Resesi Global
"Lampung memiliki banyak potensi komoditi unggulan dalam bidang pertanian, antara lain padi, jagung, ubi kayu, nanas, pisang, lada, kopi, kakao, ternak sapi potong, kambing, ayam dan perikanan. Komoditi-komoditi tersebut telah memenuhi kebutuhan pasar lokal, menyumbang kebutuhan nasional, dan ekspor ke berbagai negara," kata Gubernur Arinal pada Kamis, 23 Februari 2023.
Lanjutnya, secara Historis Provinsi Lampung merupakan penghasil lada hitam terbesar di Indonesia, dan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 472/Kpts/RC.040/6/2018 tentang lokasi Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional telah di tetapkan empat kabupaten sebagai Kawasan sentra pengembangan komoditas lada yaitu Kabupaten Lampung Utara, Lampung Timur, Tanggamus dan Way Kanan.
"Komoditas lada, sebagai komoditas sub sektor perkebunan memiliki nilai yang strategis, karena bukan hanya sebagai sumber lapangan pekerjaan dan sumber penghasilan bagi sebagian penduduk Lampung, tetapi juga memiliki nilai historis sebagai Tanoh Lado," terangnya.
Untuk diketahui, Provinsi Lampung merupakan penghasil lada hitam terbesar secara Nasional dengan luas 45.642 Ha dan produksi 15.229 Ton, dan telah memiliki Indikasi Geografis (IG) untuk Lada Hitam Lampung oleh Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia dengan nomor ID G 000 00 00 42.
Namun dibalik besarnya potensi dan sumbangsih lada bagi Provinsi Lampung, masih banyak terdapat masalah yang harus dihadapi. Diantaranya Produksi dan produktivitas hasil perkebunan yang belum optimal karena serangan Organisme Pengganggu Tanaman (hama dan penyakit), perubahan iklim, penurunan tingkat kesuburan tanah, lemahnya permodalan petani serta pengaruh pasar.
"Oleh karenanya, besarnya perhatian saya terhadap komoditas unggulan lada ini, dari awal saya masukkan dalam agenda kerja utama saya yaitu Revitalisasi Lada," jelasnya.
Sebagai upaya revitalisasi lada Pemerintah Provinsi Lampung telah melakukan sejumlah tindakan dan inovasi, melalui Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah dan Daya Saing (Grasida) Perkebunan berupa peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi untuk lahan perkebunan lada yang sudah tidak produktif, peningkatan kualitas sumber daya manusia pekebun melalui sejumlah pelatihan, peningkatan kualitas mutu hasil dengan memberikan bantuan alat pengolahan hasil, bantuan permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbasis perkebunan, serta melakukan inovasi bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
- Wardah Sampai Unilever Curhat Tingginya Bahan Baku Impor Kosmetik
- Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 48 Dibuka
- DCC Global School Sukes Gelar Event The Glimpse
Selain itu, untuk meningkatkan pendapatan petani lada juga dilakukan melalui program Kartu Petani Berjaya (KPB). Diharapkan para petani mendapatkan kemudahan seperti sarana Produksi Pertanian, Akses Permodalan dari Perbankan dan lembaga keuangan, Pembinaan, pendampingan Manajemen Usaha dan Teknologi, Pemasaran Hasil Pertanian, Layanan Asuransi Usaha dan Jaminan ketenagakerjaan, serta Beasiswa Pendidikan bagi Keluarga Petani tidak mampu.
Meskipun demikian, Gubernur mengatakan bahwa telah Banyak hal yang sudah dilakukan namun sampai kini belum mampu mengembalikan kejayaan lada lampung, oleh karenannya diperlukan pembahasan yang serius dari semua pihak untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini.
"Pada kesempatan ini saya menginisiasi pertemuan ini untuk dapat duduk bersama Pemerintah Provinsi dan kabupaten, perguruan tinggi, pelaku usaha, petani serta stakeholder lainnya agar mencari solusi yang terbaik untuk bersama sama mengembalikan kejayaan lada Lampung mewujudkan Rakyat Lampung Berjaya," jelasnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Budiyono menerangkan bahwa kegiatan hari ini terselenggara atas kerjasama Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Lampung dengan Pemerintah Provinsi Lampung, terkait bagaimana mengembalikan kejayaan Lada Lampung.
"Setelah seminar Lampung Economic Update ini nanti akan ada Talk Show yang menggagas bagaimana usaha kita bersama dalam mengembalikan kejayaan Lada Lampung, semoga dari kegiatan ini dapat dihasilkan langkah-langkah konkrit yang efektif dan bisa kita realisasikan bersama, tentu dengan orkestrasi dari Pak Gubernur sebagai kepala daerah," pungkasnya. (*)