Tak Komitmen Terapkan Keberlanjutan Lingkungan, Perusahaan Minyak Disemprot Greenpeace

Redaksi - Jumat, 25 Agustus 2023 09:36
Tak Komitmen Terapkan Keberlanjutan Lingkungan, Perusahaan Minyak Disemprot GreenpeaceSebuah laporan kontroversial yang dirilis oleh Greenpeace telah menuduh sejumlah perusahaan minyak besar, termasuk Shell dan BP, melakukan greenwashing terhadap jumlah energi terbarukan yang dihasilkan. (sumber: Unsplash)

AS - Sebuah laporan kontroversial yang dirilis oleh Greenpeace telah menuduh sejumlah perusahaan minyak besar, termasuk Shell dan BP, melakukan greenwashing terhadap jumlah energi terbarukan yang dihasilkan. Penelitian yang dilakukan oleh Greenpeace memeriksa laporan tahunan 12 perusahaan pada tahun 2022.

Laporan tersebut menguliti  jumlah energi listrik terbarukan yang dihasilkan dari energi angin, matahari, panas bumi, dan air, yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan ini dengan total energi yang mereka hasilkan melalui produksi minyak dan gas. Temuan menunjukkan bahwa investasi mereka pada energi ramah lingkungan masih minim dibandingkan dengan investasi yang diberikan pada bahan bakar fosil sepanjang tahun.

“Rencana dekarbonisasi mereka hanyalah sebuah proyek kosong; alih-alih menyediakan energi bersih yang sangat kita butuhkan, mereka memberi kita sampah ramah lingkungan. Keengganan perusahaan minyak besar untuk menerapkan perubahan nyata merupakan kejahatan terhadap iklim dan generasi mendatang.” Ujar Gogolewski, juru kampanye keuangan  Greenpeace Eropa tengah dan timur, dilansir oilprice.com, Kamis, 24 Agustus 2023. 

Laporan tersebut mengungkap bahwa 97% investasi BP masih tertuju pada bahan bakar fosil, sementara 91% investasi Shell juga masih terkonsentrasi pada sektor yang sama. Greenpeace mengklaim bahwa perusahaan-perusahaan ini menggunakan taktik greenwashing, seperti pengurangan karbon, serta penyeimbangan karbon, serta pemalsuan data untuk mengalihkan perhatian dari dampak nyata kegiatan bahan bakar fosil mereka.

Gogolewski menyatakan keprihatinan mendalam terhadap tindakan perusahaan-perusahaan ini. Dengan fenomena gelombang panas ekstrem, banjir yang mematikan, dan peningkatan intensitas badai yang menghantam dunia, Gogolewski menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan minyak ini masih tetap berpegang pada model bisnis merusak yang terbukti memicu krisis iklim.

Gogolewski menghimbau pemerintah untuk mengambil tindakan tegas dengan menghentikan pemberian dukungan kepada perusahaan bahan bakar fosil, dan memberlakukan aturan dengan ketat, serta merancang rencana yang jelas untuk mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil. Keengganan perusahaan-perusahaan minyak besar untuk mengadopsi perubahan nyata dianggap sebagai tindakan yang merugikan iklim dan berpotensi membahayakan generasi mendatang.(*)

Editor: Redaksi

RELATED NEWS