Survei Kebahagiaan, Apa Faktor Terbesarnya?

Yunike Purnama - Senin, 25 September 2023 20:22
Survei Kebahagiaan, Apa Faktor Terbesarnya?Ilustrasi (sumber: Ist)

BANDARLAMPUNG - Pada tanggal 20 September 2023, Gallup dan Wellbeing for Planet Earth Foundation (WPE) yang berbasis di Jepang mengembangkan lebih lanjut studi tentang kebahagiaan global melalui laporan mereka, Wellbeing for All: Incorporating Harmonic Principles of Wellbeing in Subjective Wellbeing Research and Policymaking.

Laporan ini mempertimbangkan pandangan mengenai kebahagiaan secara global. Juga memberikan tanggapan orang-orang yang melaporkan seberapa sering mereka merasa puas, harmonis, dan seimbang, yang dinyatakan dalam persentase regional, nasional, dan dunia.

Para peneliti menyebutnya prinsip harmonis kesejahteraan dan mengidentifikasi empat keadaan psikologis yang umum terjadi di semua bidang dan demografi sosioekonomi: keseimbangan, harmoni, kedamaian batin, dan kepuasan dalam hidup.

Mereka mengatakan prinsip-prinsip ini melengkapi model kebahagiaan tradisional yang dikenal selama ini dan menggambarkannya sebagai dinamika keseimbangan dan harmoni yang mencakup keseimbangan kehidupan kerja dan keadaan positif yang terkait erat seperti kedamaian dan ketenangan.

Studi dilakukan melalui Gallup World Poll 2022 dengan responden berusia 15 tahun ke atas dari 142 negara. Responden menilai frekuensi pengalaman ini dalam skala empat poin (“selalu”, “sering”, “jarang”, “tidak pernah”). Pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun berdasarkan hasil survei global yang menanyakan orang-orang di 130 negara tentang kondisi psikologis yang menjadi ciri kebahagiaan.

Kekayaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di kawasan berpendapatan tinggi di dunia, termasuk Amerika Utara, Asia Timur, Eropa, Australia, dan Selandia Baru, lebih sering mengalami keseimbangan dan harmoni dibandingkan masyarakat di kawasan berpendapatan rendah. Kurang dari separuh yaitu 48% dari populasi global yang mengalami kesulitan finansial merasa pikiran mereka tenang.

Bahkan lebih sedikit lagi dari mereka yang berjuang secara finansial merasakan keseimbangan dan kedamaian. Hanya 44% dari mereka yang mengalami kesulitan keuangan melaporkan seringnya merasakan kedamaian batin.

Sementara itu, hanya 41% peserta yang melaporkan mengalami keseimbangan dalam hidup dan hanya 45% yang melaporkan bahwa jumlah hal yang terjadi dalam hidup mereka adalah jumlah yang “tepat”.

Hal ini sangat berbeda dengan orang kaya secara finansial yang melaporkan sering mengalami perasaan yang berkaitan dengan keharmonisan, keseimbangan, kedamaian, kepuasan, stabilitas, keamanan, dan ketenangan pikiran.

Pendidikan

Laporan juga menemukan adanya perbedaan mencolok antara tingkat kebahagiaan masyarakat yang berpendidikan tinggi dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan lebih rendah.

Hal ini berkorelasi dengan temuan studi kebahagiaan lain yang menyebut bahwa akses mudah ke pendidikan tinggi mendukung kesejahteraan hidup seseorang.

Perasaan Harmonis

Salah satu temuan yang luar biasa adalah bahwa populasi global dari semua kalangan sosial ekonomi mengalami keharmonisan dengan orang-orang di sekitar mereka baik kaya atau miskin, berpendidikan atau tidak, laki-laki atau perempuan, meskipun sering kali mereka merasa hidup tidak seimbang atau mengalami ketidakamanan finansial.

Di setiap demografi, perasaan harmonis lebih sering dilaporkan dibandingkan perasaan seimbang. 80% orang di dunia merasa harmonis dengan orang-orang di sekitar mereka, terlepas dari status finansial atau sosial mereka. Bahkan di tingkat psikologis paling rendah sekalipun, 70% orang di seluruh dunia melaporkan bahwa mereka lebih sering merasa harmonis dengan orang lain.

Temuan lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa kebanyakan orang lebih mudah menemukan keharmonisan eksternal dibandingkan keharmonisan internal dan bahwa keseimbangan hidup merupakan tantangan universal tanpa memandang status pendidikan atau status sosial-ekonomi.

Mayoritas populasi global 80% melaporkan “selalu” atau “sering” mengalami keharmonisan dengan orang lain, sementara hanya 70% populasi global yang merasakan perasaan stabil dan aman, puas, serta selaras dengan pikiran dan perasaan mereka. (*)

Bagikan
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS