Survei BI: Januari 2023 Permintaan Pembiayaan Korporasi Meningkat

Redaksi - Minggu, 19 Februari 2023 13:20
Survei BI: Januari 2023 Permintaan Pembiayaan Korporasi MeningkatIlustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS (sumber: Ismail Pohan/TrenAsia)

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan kebutuhan pembiayaan korporasi psda Januari 2023 terindikasi tumbuh positif. Hal tersebut tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 12,1%, melambat dari SBT 21,5% pada Desember 2022.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, pertumbuhan tersebut ditopang sektor informasi dan komunikasi. Sementara perlambatan antara lain terjadi pada sektor pertanian dan perdagangan, sedangkan pada sektor reparasi mobil dan motor mengalami penurunan.

"Perlambatan yang terjadi merupakan dampak dari penurunan kegiatan operasional karena lemahnya permintaan domestik maupun ekspor," kata Erwin dalam keterangan resmi, dikutip Minggu, 19 Februari 2023.

Hasil Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan BI menunjukkan mayoritas pembiayaan terutama bersumber dari dana sendiri, diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik, pinjaman atau utang dari perusahaan induk, dan penambahan kredit baru ke perbankan dalam negeri.

"Kebutuhan pembiayaan 3 bulan yang akan datang (April 2023) diprakirakan terakselerasi dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini terindikasi dari SBT 31,4% yang meningkat dibandingkan dengan SBT 18,8% pada bulan sebelumnya," ujarnya.

Adapun peningkatan kebutuhan pembiayaan terutama pada sektor industri pengolahan, konstruksi, dan pertanian untuk mendukung aktivitas operasional perusahaan dan membayar kewajiban jatuh tempo yang tidak bisa di-rollover serta mendukung pemulihan permintaan domestik dan investasi.

"Pemenuhan kebutuhan dana 3 bulan mendatang mayoritas masih dipenuhi dari dana sendiri atau laba ditahan meski lebih rendah dari bulan sebelumnya, diikuti pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik yang meningkat dibandingkan periode sebelumnya," terang Erwin.

Sementara itu, sumber pembiayaan melalui penambahan kredit baru ke perbankan dalam negeri dan pinjaman atau utang dari perusahaan induk diprakirakan melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya.(*)

Editor: Redaksi
Bagikan

RELATED NEWS