Sektor Manufaktur Tumbuh, Indeks PMI Indonesia Naik 53,7
Yunike Purnama - Senin, 03 Oktober 2022 11:05JAKARTA - Sektor manufaktur Indonesia melanjutkan geliat pertumbuhan yang luar biasa di tengah tingginya laju inflasi. IHS Markit mencatat Indeks Manajer Pembelian atau Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia pada September mencapai 53,7 naik dari 51.7 pada bulan Agustus.
Sebagai catatan, ini adalah posisi PMI di atas level 50 dalam tiga belas bulan beruntun. Selain itu, IHS Markit mencatat ini adalah tingkat ekspansi yang tercepat dalam delapan bulan dan paling solid secara keseluruhan.
Laura Denman, Ekonom di S&P Global Market Intelligence, mengungkapkan data survei terbaru konsisten dengan peningkatan kesehatan manufaktur Indonesia sejak Januari lalu.
- Liga Indonesia Dihentikan Sementara, Saham Bali United Dibuka Sentuh ARB
- DPRD Kota Setuju Pemkot Anggarkan Rp200 Juta Bantu Masyarakat Terdampak di TPA Bakung
- Tahan Pensiun Dini Sebelum Pertimbangkan 2 Hal Ini
"Kondisi permintaan yang lebih kuat membantu untuk mendorong peningkatan pesanan baru yang paling tajam dalam hampir setahun ini," kata Laura, dikutip pada Senin, 3 Oktober 2022.
menambahkan peningkatan permintaan juga mempengaruhi aktivitas pembelian, yang meningkat pada kecepatan paling tajam dalam delapan bulan.
Perbaikan permintaan juga mendorong peningkatan yang lebih kuat dalam produksi, serta lapangan pekerjaan. Di sisi lain, IHS Markit melihat adanya pelunakan dari tekanan inflasi.
"Biaya input dan harga jual inflasi masing-masing berkurang ke posisi terendah 20 dan 15 bulan," ungkap Laura.
- Cek Harga Emas Antam di Pegadaian pada Selasa, 27 September 2022
- IC-Star 2022 Fokus Inovasi Transformasi Pengembangan Teknik dan Teknologi Pasca Covid-19
- Cek Harga Emas Antam di Pegadaian Rabu, 28 September 2022
Laura menambahkan peningkatan permintaan juga memengaruhi aktivitas pembelian, yang meningkat pada kecepatan paling tajam dalam delapan bulan. Perbaikan permintaan juga mendorong peningkatan yang lebih kuat dalam produksi, serta lapangan pekerjaan. Di sisi lain, IHS Markit melihat adanya pelunakan dari tekanan inflasi.
"Biaya input dan harga jual inflasi masing-masing berkurang ke posisi terendah 20 dan 15 bulan," ungkap Laura.
Meskipun perusahaan manufaktur Indonesia umumnya yakin bahwa output akan meningkat selama tahun depan, IHS Markit tetap melihat tingkat sentimen positif turun ke terendah tiga bulan dan tetap di bawah tren sejarah.
Survei IHS juga menunjukkan beberapa perusahaan menyatakan keprihatinan atas inflasi yang saat ini menekan dunia usaha. (*)