Sanksi Ekonomi Semakin Ketat, Industri Minyak Rusia Justru Makin Untung

Yunike Purnama - Sabtu, 22 Juli 2023 09:15
Sanksi Ekonomi Semakin Ketat, Industri Minyak Rusia Justru Makin UntungRusia mengalami peningkatan pendapatan dari penjualan minyak dan gas sebesar 60% pada bulan Juli. (sumber: Ist)

MOSCOW - Rusia mengalami peningkatan pendapatan dari penjualan minyak dan gas sebesar 60% pada bulan Juli. Diperkirakan Rusia mengantongi keuntungan mencapai US$9,3 miliar atau sekitar Rp139,5 triliun (kurs Rp15.000).

Keuntungan besar ini dapat menutup defisit keuangan Rusia senilai US$28,7 miliar atau sekitar Rp430 triliun sebagai akibat rangkaian sanksi ekonomi negara barat. Dalam menghadapi tantangan ekonomi surplus keuntungan minyak dan gas mungkin merupakan rejeki nomplok bagi Rusia, namun Rusia perlu mencari keuntungan disektor lain guna menutup defisit anggaran yang kian membengkak.

Defisit  anggaran negara pada tahun mendatang mungkin akan melebihi 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara, demikian keterangan Menteri Keuangan Rusia.

Meskipun Rusia menghadapi beberapa tantangan dan sanksi ekonomi yang semakin ketat,  dikutip dari oilprice.com, Sabtu 22 Juli 2023, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Rusia hanya akan mengalami kontraksi sebesar 0,2% pada 2023. Angka tersebut lebih baik dari kontraksi pada 2022 sebesar 2,1%

Salah satu penyebab kontraksi ekonomi yang dapat diminimalisir adalah, pembelian minyak dan gas Rusia secara besar besaran oleh India dan China.

Fenomena ini menunjukkan bahwa strategi mengurangi ketergantungan minyak pada negara tertentu dengan mencari produsen minyak lain, akan mengubah lanskap persaingan ekonomi dunia dan secara tidak langsung mengurangi dampak sanksi barat terhadap Rusia.

India telah mencatatkan peningkatan tinggi dalam pembelian minyak mentah Rusia, dengan impor minyak mentah yang meningkat sebesar 1.500 persen pada bulan Mei, mencapai lebih dari 2,15 juta barel per hari. 

Peran India sebagai salah satu pembeli utama telah memberikan dampak signifikan pada perekonomian Rusia dan juga memberikan tantangan baru bagi para pemimpin ekonomi di kedua negara.

Center for Research on Energy and Clean Air (CREA) merilis laporan berjudul "Laundromat: Bagaimana Koalisi Batas Harga Menutupi Minyak Rusia di Negara Ketiga," telah mengungkapkan strategi yang digunakan oleh negara-negara Barat dalam membeli minyak mentah Rusia yang telah diproses dan diolah menjadi berbagai produk minyak di negara-negara yang bersahabat dengan Rusia. India menjadi salah satu dari lima negara terkemuka yang terlibat dalam pembelian ini.

Ekspor solar India telah mengalami peningkatan tiga kali lipat menjadi sekitar 1,6 juta barel per hari pada Maret 2023, dibandingkan dengan periode sebelumnya. Fokus pada ekspor solar menunjukkan bahwa India telah menjadi negara utama yang mengimpor minyak mentah dari Rusia.

Secara keseluruhan, tantangan ekonomi dan perubahan pola perdagangan dalam industri minyak dan gas mengingatkan banyak negara tentang pentingnya mengadopsi pendekatan yang berkelanjutan dan beragam dalam menghadapi situasi fluktuatif yang sering terjadi dalam pasar energi global. 

Rusia dalam mempertahankan ekonominya perlu melakukan berbagai strategi untuk mengurangi ketergantungan ekonomi pada barat, dengan mengoptimalkan  keuntungan pada sektor tertentu, mencari kesepakatan saling menguntungkan dalam perdagangan, dan meningkatkan ketahanan ekonomi agar bisa mengatasi tantangan yang dihadapi.(*)

Editor: Redaksi
Yunike Purnama

Yunike Purnama

Lihat semua artikel

RELATED NEWS